Sektor Perdagangan Melemah, Ekonomi Ambruk
A
A
A
JAKARTA - Sektor perdagangan melambat, disebutkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai salah satu penyebab melemahnya perekonomian Indonesia.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, pertumbuhan sektor perdagangan melambat cukup dalam sebesar 1,69%. "Untuk perdagangan, sebesar 13,26% sharenya, pertumbuhanya melambat agak dalam 1,69%, sementara tahun lalu 5,1%," ujarnya di kantornya, Rabu (5/8/2015).
Melambatnya sektor perdagangan, lanjut Suryamin, disebabkan penurunan ekspor, impor serta komoditas industri. Sehingga, pertumbuhan tertarik sedikit ke bawah.
Dia mengatakan, untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II-2015 sebesar 4,67% sektor yang paling dominan menyumbang adalah industri dengan share 20,91% dan pertanian 14,33%. "Kalau dua tadi itu, Industri dan pertanian itu ternyata sektor yang bawa pertumbuhan kita secara total lebih baik," terangnya.
Suryamin menuturkan, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga agak sedikit melambat. Padahal, memiliki share yang tinggi. Hal ini membuat anjloknya pengeluaran sepeda motor dan mobil menurun.
"Untuk konstruksi share-nya 9,86%, atau tumbuh 5,35%. Kemudian pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 8,06% terjadi penurunan 5,87%, itu minus 5,87%. Pertambangan beberapa komoditi di samping ada pembatasan ekspor masih berdampak sekali. Sedangkan untuk transportasi, pendidikan tumbuh 12,16%, tapi sharenya belum terlalu besar. Jadi itu lima sektor pendorong ekonomi kita ini," pungkasnya.
Baca juga:
Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%
Ekonom: Ekonomi RI 4,67% Terendah Sejak 2009
Jokowi Diminta Hati-hati Ekonomi Terus Memburuk
Kepala BPS Suryamin mengatakan, pertumbuhan sektor perdagangan melambat cukup dalam sebesar 1,69%. "Untuk perdagangan, sebesar 13,26% sharenya, pertumbuhanya melambat agak dalam 1,69%, sementara tahun lalu 5,1%," ujarnya di kantornya, Rabu (5/8/2015).
Melambatnya sektor perdagangan, lanjut Suryamin, disebabkan penurunan ekspor, impor serta komoditas industri. Sehingga, pertumbuhan tertarik sedikit ke bawah.
Dia mengatakan, untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II-2015 sebesar 4,67% sektor yang paling dominan menyumbang adalah industri dengan share 20,91% dan pertanian 14,33%. "Kalau dua tadi itu, Industri dan pertanian itu ternyata sektor yang bawa pertumbuhan kita secara total lebih baik," terangnya.
Suryamin menuturkan, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga agak sedikit melambat. Padahal, memiliki share yang tinggi. Hal ini membuat anjloknya pengeluaran sepeda motor dan mobil menurun.
"Untuk konstruksi share-nya 9,86%, atau tumbuh 5,35%. Kemudian pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 8,06% terjadi penurunan 5,87%, itu minus 5,87%. Pertambangan beberapa komoditi di samping ada pembatasan ekspor masih berdampak sekali. Sedangkan untuk transportasi, pendidikan tumbuh 12,16%, tapi sharenya belum terlalu besar. Jadi itu lima sektor pendorong ekonomi kita ini," pungkasnya.
Baca juga:
Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%
Ekonom: Ekonomi RI 4,67% Terendah Sejak 2009
Jokowi Diminta Hati-hati Ekonomi Terus Memburuk
(dmd)