Menkeu: El Nino Terparah Bakal Terjadi di Jawa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Pulau Jawa diperkirakan akan terkena dampak El Nino atau kekeringan paling parah pada Agustus sampai Desember 2015.
"Memang saya bukan ahli klimatologi, tapi infonya yang paling banyak kena dampak El Nino adalah di Jawa. Dampaknya akan paling parah," ujar Menkeu Bambang di Jakarta, Rabu (5/8/2015)
Produksi beras Indonesia, lanjut dia, ada di enam provinsi, tiga di Jawa, yaitu di barat, tengah, dan timur. 1/3 lagi di luar Jawa ada di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.
"Nah, dengan adanya prediksi di Jawa bakal parah kena El Nino, ini akan mengganggu produksi beras meskipun ada musim panen pada September-Oktober. Lainnya tidak akan banyak terganggu, dan mudah-mudahan bisa menetralkan dampak El Nino," terangnya.
Menurut Menkeu, El Nino ini pengaruh terbesarnya adalah inflasi sehingga harus dijaga agar tidak memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat pertumbuhan ekonomi kita bergantung pada konsumsi rumah tangga. Daya beli indikatornya kan inflasi. Inflasi ditentukan oleh pangan, pangan bergejolak yang utamanya adalah beras. Beras kan butuh air banyak tentunya. Maka kalau ada ancaman kekeringan, tentunya produksi beras turun, kalau enggak dimenej, harganya bakal naik," tandasnya.
Baca juga:
El Nino Akan Perburuk Kondisi Ekonomi RI
Sektor Perdagangan Melemah, Ekonomi Ambruk
Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%
"Memang saya bukan ahli klimatologi, tapi infonya yang paling banyak kena dampak El Nino adalah di Jawa. Dampaknya akan paling parah," ujar Menkeu Bambang di Jakarta, Rabu (5/8/2015)
Produksi beras Indonesia, lanjut dia, ada di enam provinsi, tiga di Jawa, yaitu di barat, tengah, dan timur. 1/3 lagi di luar Jawa ada di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.
"Nah, dengan adanya prediksi di Jawa bakal parah kena El Nino, ini akan mengganggu produksi beras meskipun ada musim panen pada September-Oktober. Lainnya tidak akan banyak terganggu, dan mudah-mudahan bisa menetralkan dampak El Nino," terangnya.
Menurut Menkeu, El Nino ini pengaruh terbesarnya adalah inflasi sehingga harus dijaga agar tidak memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat pertumbuhan ekonomi kita bergantung pada konsumsi rumah tangga. Daya beli indikatornya kan inflasi. Inflasi ditentukan oleh pangan, pangan bergejolak yang utamanya adalah beras. Beras kan butuh air banyak tentunya. Maka kalau ada ancaman kekeringan, tentunya produksi beras turun, kalau enggak dimenej, harganya bakal naik," tandasnya.
Baca juga:
El Nino Akan Perburuk Kondisi Ekonomi RI
Sektor Perdagangan Melemah, Ekonomi Ambruk
Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%
(dmd)