Sedih, Ekspor Mainan Indonesia Turun 30%
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) Sudarman Wijaya mengaku sedih karena ekspor mainan Indonesia ke pasar global hingga saat ini turun hingga 30% jika dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan untuk penjualan lokal mengalami penurunan hingga 25%. Hal ini karena dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia yang melambat.
"Saat ini akibat dari perlambatan ekonomi di industri mainan sudah terlihat. Sedih juga karena penjualan lokal saja turunnya 25%. Untuk pasar ekspor ada penurunannya hampir 30% secara global," kata Sudarman ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Dengan kondisi ini, dia menuturkan, sampai akhir tahun ada kemungkinan mainan dalam negeri pertumbuhan ekspornya masih melemah meskipun belum ada prediksi pasti karena tergantung dari ekonomi dunia.
"Jadi kalau dampak ada. Ke depannya, berapa lama, ya tergantung ekonomi dunia karena sekarang (ekonomi) tidak stabil walaupun Yunani sudah beres. Tapi ini msih ada faktor China pertumbuhannya juga tidak seberapa. Itu pasti akan merembet ke Asia, ke yang lain, ke Indonesia juga, apalagi Indonesia paling rentan isu-isu seperti itu," tutur dia.
Sejauh ini, dia menambahkan, tidak ada perubahan pangsa pasar ekspor mainan Indonesia, yakni tetap ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). Untuk China, kata Sudarman, saat ini bukan waktu yang tepat untuk ekspor ke negara itu karena selain China juga mengalami perlambatan ekonomi, industri mainan domestik China juga kuat.
"Kalau ekspor ke China ini bukan saat yang tepat karena China juga industri mainannya banyak dan kuat, jadi kita tidak mungkin bisa bersaing," pungkasnya.
Sedangkan untuk penjualan lokal mengalami penurunan hingga 25%. Hal ini karena dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia yang melambat.
"Saat ini akibat dari perlambatan ekonomi di industri mainan sudah terlihat. Sedih juga karena penjualan lokal saja turunnya 25%. Untuk pasar ekspor ada penurunannya hampir 30% secara global," kata Sudarman ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Dengan kondisi ini, dia menuturkan, sampai akhir tahun ada kemungkinan mainan dalam negeri pertumbuhan ekspornya masih melemah meskipun belum ada prediksi pasti karena tergantung dari ekonomi dunia.
"Jadi kalau dampak ada. Ke depannya, berapa lama, ya tergantung ekonomi dunia karena sekarang (ekonomi) tidak stabil walaupun Yunani sudah beres. Tapi ini msih ada faktor China pertumbuhannya juga tidak seberapa. Itu pasti akan merembet ke Asia, ke yang lain, ke Indonesia juga, apalagi Indonesia paling rentan isu-isu seperti itu," tutur dia.
Sejauh ini, dia menambahkan, tidak ada perubahan pangsa pasar ekspor mainan Indonesia, yakni tetap ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). Untuk China, kata Sudarman, saat ini bukan waktu yang tepat untuk ekspor ke negara itu karena selain China juga mengalami perlambatan ekonomi, industri mainan domestik China juga kuat.
"Kalau ekspor ke China ini bukan saat yang tepat karena China juga industri mainannya banyak dan kuat, jadi kita tidak mungkin bisa bersaing," pungkasnya.
(rna)