Terungkap! China Masih Jadi Tujuan Utama Ekspor Produk RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,09% (month to month/MtM) pada Oktober 2020. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ekspor Indonesia pada Oktober 2020 mencapai USD14,39 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, dari total nilai ekspor Indonesia, peranan ketiga negara besar seperti China, Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi yang terbesar. Adapun kontribusi dari ketiga negara terhadap total nilai ekspor Indonesia mencapai 40,42%.
Namun dari ketiga negara tersebut, China menjadi peringkat pertama dengan nilai ekspor mencapai USD2,86 miliar. Angka ini setara dengan 20,78% dari total ekspor Indonesia pada Oktober. Kemudian di peringkat kedua, ada Amerika Serikat dengan nilai ekspor USD1,64 miliar atau setara dengan 11,90%. Dan di tempat ketiga ada Jepang dengan nilai ekspor mencapai USD1,06 miliar atau setara 7,73% dari total nilai ekspor.
Sementara itu, pada periode Januari–Oktober 2020, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD23,2 miliar atau setara 18,64%. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai USD15,14 miliar. Setelah itu, Jepang dengan kumulatif ekspor mencapai USD10,4 miliar. Adapun Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi atau baja, batubara, dan minyak kelapa sawit. "Untuk pangsa pasar non migas kita di beberapa negara tujuan pada Oktober 2020. Disini, Tiongkok share 20,78% di Oktober 2020 dengan total nilai 2,86 miliar dolar," ujarnya dalam paparan virtual, Senin (11/6/2020).
Secara rinci, peningkatan ekspor nonmigas Oktober 2020 jika dibandingkan dengan September 2020 terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama. Misalnya saja China USD234,7 juta. Selanjutnya, Malaysia USD65,8 juta, Italia USD24,9 juta hingga Jerman USD20,0 juta.
Kemudian ada Belanda USD14,2 juta, Thailand USD12,7 juta, India USD10,4 juta. Lalu ada Jepang dan Korea Selatan dengan masing-masing senilai USD3,6 juta dan USD0,4 juta. Sedangkan negara yang mengalami penurunan adalah Singapura USD60,1 juta,Amerika Serikat USD49,6 juta, Australia USD47,4 juta, serta Taiwan USD39,4 juta. "Demikian juga ke Australia dan Kenya termasuk 5 besar tujuan ekspor kita yang turun," kata Setianto. Secara keseluruhan, total ekspor ketiga belas negara tujuan utama di atas naik 2%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada Oktober 2020 mencapai USD1.149,4 juta, naik 15,99% dibanding September 2020.
Baca Juga
Namun dari ketiga negara tersebut, China menjadi peringkat pertama dengan nilai ekspor mencapai USD2,86 miliar. Angka ini setara dengan 20,78% dari total ekspor Indonesia pada Oktober. Kemudian di peringkat kedua, ada Amerika Serikat dengan nilai ekspor USD1,64 miliar atau setara dengan 11,90%. Dan di tempat ketiga ada Jepang dengan nilai ekspor mencapai USD1,06 miliar atau setara 7,73% dari total nilai ekspor.
Sementara itu, pada periode Januari–Oktober 2020, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD23,2 miliar atau setara 18,64%. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai USD15,14 miliar. Setelah itu, Jepang dengan kumulatif ekspor mencapai USD10,4 miliar. Adapun Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi atau baja, batubara, dan minyak kelapa sawit. "Untuk pangsa pasar non migas kita di beberapa negara tujuan pada Oktober 2020. Disini, Tiongkok share 20,78% di Oktober 2020 dengan total nilai 2,86 miliar dolar," ujarnya dalam paparan virtual, Senin (11/6/2020).
Secara rinci, peningkatan ekspor nonmigas Oktober 2020 jika dibandingkan dengan September 2020 terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama. Misalnya saja China USD234,7 juta. Selanjutnya, Malaysia USD65,8 juta, Italia USD24,9 juta hingga Jerman USD20,0 juta.
Kemudian ada Belanda USD14,2 juta, Thailand USD12,7 juta, India USD10,4 juta. Lalu ada Jepang dan Korea Selatan dengan masing-masing senilai USD3,6 juta dan USD0,4 juta. Sedangkan negara yang mengalami penurunan adalah Singapura USD60,1 juta,Amerika Serikat USD49,6 juta, Australia USD47,4 juta, serta Taiwan USD39,4 juta. "Demikian juga ke Australia dan Kenya termasuk 5 besar tujuan ekspor kita yang turun," kata Setianto. Secara keseluruhan, total ekspor ketiga belas negara tujuan utama di atas naik 2%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada Oktober 2020 mencapai USD1.149,4 juta, naik 15,99% dibanding September 2020.
(nng)