Dampak El Nino, Angka Pengangguran Makin Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih memprediksi angka pengangguran nasional akan terus meningkat. Faktor utama yang mendorong adalah gelombang panas El Nino yang sudah mulai dirasakan masyarakat.
Kondisi ini dikhawatirkan dapat memukul sektor pertanian karena musim tanam terpaksa mundur. Efek berantainya adalah para petani akan kehilangan pekerjaan.
"Biasanya buruh paruh waktu di kota akan pulang ke desa di masa tanam. Namun, karena El Nino tampaknya akan memaksa mereka kehilangan pekerjaan dan pengangguran akan semakin parah. Karena pemerintah lambat menggulirkan proyek baru," ujar Lana saat dihubungi, Kamis (6/8/2015).
Dia mengatakan kondisi ini betambah parah fenomena El Nino yang akan terus menghantui hingga tahun depan. Para pekerja yang biasanya dapat diserap juga terlunta-lunta akibat sektor konstruksi dapat menjadi alternatif justru melambat. Karena selain sektor pertanian, perlambatan ekonomi juga memukul sektor sektor strategis penyerap tenaga kerja.
Seperti sektor manufaktur dan konstruksi yang tiarap akibat terkikisnya daya beli masyarakat. Sektor konstruksi khususnya ditandai dengan menurunnya permintaan hunian real estate dan apartemen.
"Seharusnya sektor swasta dapat mendorong daya beli. Sayang juga sedang lesu sedangkan pemerintah masih berkutat dengan masalahnya sendiri. Terlebih, belum adanya jaminan keamanan bagi menteri yang ingin agresif mencairkan anggaran," terangnya.
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi atau PDB di kuartal tiga 2015 masih akan terjadi koreksi walaupun tidak terlalu besar atau hanya sebesar 4,58%. Dia berharap tingkat inflasi nasional dapat secepatnya turun sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun secara nominal tidak ada pertambahan pendapatan.
"Peningkatan daya beli masih menunggu perbaikan inflasi karena sulit untuk menambah pendapatan masyarakat. Sepertinya daya beli di kuartal empat dapat lebih baik karena inflasi diprediksi membaik," ujarnya.
Di kalangan perbankan juga mencatatkan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) lesu pada semester pertama 2015. Pada periode ini, bisnis KPR perbankan umumnya hanya mencetak pertumbuhan single digit akibat penurunan permintaan kredit akibat ekonomi lesu.
Baca juga:
Menkeu: El Nino Terparah Bakal Terjadi di Jawa
El Nino Akan Perburuk Kondisi Ekonomi RI
Jokowi Akui Pertumbuhan Ekonomi Mentok
Kondisi ini dikhawatirkan dapat memukul sektor pertanian karena musim tanam terpaksa mundur. Efek berantainya adalah para petani akan kehilangan pekerjaan.
"Biasanya buruh paruh waktu di kota akan pulang ke desa di masa tanam. Namun, karena El Nino tampaknya akan memaksa mereka kehilangan pekerjaan dan pengangguran akan semakin parah. Karena pemerintah lambat menggulirkan proyek baru," ujar Lana saat dihubungi, Kamis (6/8/2015).
Dia mengatakan kondisi ini betambah parah fenomena El Nino yang akan terus menghantui hingga tahun depan. Para pekerja yang biasanya dapat diserap juga terlunta-lunta akibat sektor konstruksi dapat menjadi alternatif justru melambat. Karena selain sektor pertanian, perlambatan ekonomi juga memukul sektor sektor strategis penyerap tenaga kerja.
Seperti sektor manufaktur dan konstruksi yang tiarap akibat terkikisnya daya beli masyarakat. Sektor konstruksi khususnya ditandai dengan menurunnya permintaan hunian real estate dan apartemen.
"Seharusnya sektor swasta dapat mendorong daya beli. Sayang juga sedang lesu sedangkan pemerintah masih berkutat dengan masalahnya sendiri. Terlebih, belum adanya jaminan keamanan bagi menteri yang ingin agresif mencairkan anggaran," terangnya.
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi atau PDB di kuartal tiga 2015 masih akan terjadi koreksi walaupun tidak terlalu besar atau hanya sebesar 4,58%. Dia berharap tingkat inflasi nasional dapat secepatnya turun sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun secara nominal tidak ada pertambahan pendapatan.
"Peningkatan daya beli masih menunggu perbaikan inflasi karena sulit untuk menambah pendapatan masyarakat. Sepertinya daya beli di kuartal empat dapat lebih baik karena inflasi diprediksi membaik," ujarnya.
Di kalangan perbankan juga mencatatkan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) lesu pada semester pertama 2015. Pada periode ini, bisnis KPR perbankan umumnya hanya mencetak pertumbuhan single digit akibat penurunan permintaan kredit akibat ekonomi lesu.
Baca juga:
Menkeu: El Nino Terparah Bakal Terjadi di Jawa
El Nino Akan Perburuk Kondisi Ekonomi RI
Jokowi Akui Pertumbuhan Ekonomi Mentok
(dmd)