Ekonomi Tumbuh 5,72% di Kuartal III, Pengangguran Terbuka Turun 0,63%

Senin, 07 November 2022 - 21:13 WIB
loading...
Ekonomi Tumbuh 5,72% di Kuartal III, Pengangguran Terbuka Turun 0,63%
Tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan. Ilustrasi Foto/pexels/anna shvets
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2022 yang tumbuh 5,72% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Meski begitu, dengan kinerja pertumbuhan tersebut masih belum menyelesaikan masalah angka pengangguran imbas pandemi Covid-19.

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indah Anggoro Putri mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2022 baru berkurang 0,63% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"TPT di Agustus 2022 sebesar 5,86% atau turun sebesar 0,63% dibandingkan dengan Agustus 2021," ujarnya dalam konferensi pers capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022, Senin (7/11/2022).



Menurut Indah, pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun ke belakang menyisakan dampak yang dalam untuk sektor ketenagakerjaan. Setidaknya terdapat 4,15 juta pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.

Mereka terdiri dari penduduk usia kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan, pengangguran akibat Covid-19, bukan angkatan kerja, tidak bekerja akibat Covid-19 dan pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja.

Adapun saat ini, Kemnaker mencatat terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja. Berdasarkan data dari Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional), per Agustus 2022 jumlah angkatan kerja 143,73 juta, angka tersebut naik 35 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2022.

"Lapangan kerja mengalami peningkatan di beberapa sektor yaitu pertanian, perhutanan, perikanan sejumlah 1,75 juta orang. Hanya sektor pengadaan air, pengelola sampah, limbah yang mengalami penurunan yaitu sekitar 0,05 juta orang," urainya.



Lebih lanjut, Indah menjelaskan dampak resesi yang menyerang negara-negara tujuan ekspor juga masih menjadi tantangan akibat turunnya permintaan. Terlebih yang paling terdampak adalah sektor padat karya.

"Kami sudah menerima data dari asosiasi industri, baik dari tekstil, alas kaki dan garmen, namun perlu kami crosscheck kembali. Kami sampaikan potensi memang ada, ada beberapa penurunan dari permintaan ekspor terutama dari Eropa," tutup Indah.

(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9124 seconds (0.1#10.140)