JK Minta Pemerintah Tak Langsung Impor Sapi
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) meminta pemerintah tidak langsung memutuskan mengimpor sapi, untuk mengatasi kelangkaan stok dan harga daging yang melambung saat ini.
"Kita semua ribut masalah daging. Kita jangan gampang impor saja untuk mengatasi itu," katanya di gedung BPPT, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, pemerintah sedianya bisa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk merancang rekayasa genetika untuk sapi, agar sapi-sapi tersebut dapat lebih berkembang.
Sebab, selama ini pemerintah melakukan impor sapi lantaran produksi sapi lokal tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Baca: Mendag Ancam Pidanakan Importir Daging Nakal).
"Kita ingin punya sapi yang cepat untuk berkembang. Kita kan punya laboratorium di Jakarta Timur, coba bekerja sama denga IPB untuk itu. Harus dimunculkan," imbuh dia.
JK mengatakan, jika memang pemerintah telah sepakat untuk mengimpor sapi, sedianya tidak hanya sapi-sapi yang berasal dari Australia. Pemerintah perlu mencari negara lain, untuk menimbulkan persaingan sehat.
"Selama ini kan dari Australia. Ada dua hal, berapa supply bertambah, dan asal negerinya harus diperluas, bukan hanya Australia. Supaya ada tingkat persaingan yang masuk, di samping meningkatkan produktivitas dalam negeri," tandasnya.
Sekadar mengingatkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin untuk Perum Bulog melakukan impor sapi sebanyak 50.000 ekor pada bulan ini. (Baca: Bulog Siap Impor Sapi 50.000 Ekor)
Hal ini lantaran harga daging sapi dalam beberapa waktu belakangan melonjak tajam, sekitar Rp120.000 hingga Rp130.000 per kilogram (kg).
Baca juga:
Harga Mahal, Mendag Tuding Importir Tahan Stok Daging
Mendag Adu Argumen dengan Pedagang Daging
Pemerintah Minta Bulog Tuntaskan Kekosongan Daging Sapi
Tak Untung, Pedagang Daging Sapi Kramat Jati Mogok Jualan
"Kita semua ribut masalah daging. Kita jangan gampang impor saja untuk mengatasi itu," katanya di gedung BPPT, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, pemerintah sedianya bisa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk merancang rekayasa genetika untuk sapi, agar sapi-sapi tersebut dapat lebih berkembang.
Sebab, selama ini pemerintah melakukan impor sapi lantaran produksi sapi lokal tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Baca: Mendag Ancam Pidanakan Importir Daging Nakal).
"Kita ingin punya sapi yang cepat untuk berkembang. Kita kan punya laboratorium di Jakarta Timur, coba bekerja sama denga IPB untuk itu. Harus dimunculkan," imbuh dia.
JK mengatakan, jika memang pemerintah telah sepakat untuk mengimpor sapi, sedianya tidak hanya sapi-sapi yang berasal dari Australia. Pemerintah perlu mencari negara lain, untuk menimbulkan persaingan sehat.
"Selama ini kan dari Australia. Ada dua hal, berapa supply bertambah, dan asal negerinya harus diperluas, bukan hanya Australia. Supaya ada tingkat persaingan yang masuk, di samping meningkatkan produktivitas dalam negeri," tandasnya.
Sekadar mengingatkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin untuk Perum Bulog melakukan impor sapi sebanyak 50.000 ekor pada bulan ini. (Baca: Bulog Siap Impor Sapi 50.000 Ekor)
Hal ini lantaran harga daging sapi dalam beberapa waktu belakangan melonjak tajam, sekitar Rp120.000 hingga Rp130.000 per kilogram (kg).
Baca juga:
Harga Mahal, Mendag Tuding Importir Tahan Stok Daging
Mendag Adu Argumen dengan Pedagang Daging
Pemerintah Minta Bulog Tuntaskan Kekosongan Daging Sapi
Tak Untung, Pedagang Daging Sapi Kramat Jati Mogok Jualan
(izz)