Perumahan Baru Ditawarkan di Kawasan Penyangga

Rabu, 12 Agustus 2015 - 09:20 WIB
Perumahan Baru Ditawarkan...
Perumahan Baru Ditawarkan di Kawasan Penyangga
A A A
Meski pertumbuhan properti diprediksi bakal stagnan, sejumlah pengembang tetap meluncurkan proyek berupa perumahan terbaru untuk memuaskan masyarakat yang membutuhkan hunian berkualitas di berbagai lokasi, termasuk di kawasan penyangga. Segera kunjungi kantor marketingnya jika tidak ingin kehabisan.

Perumahan baru di kawasan satelit Jakarta yang bisa dilirik diantaranya Sakura Regency 3 di Bekasi, Jawa Barat, sebuah hunian yang dikembangkan oleh perusahaan real estate atau perumahan dari Jepang, dimana memungkinkan Anda untuk dapat membesarkan anak-anak di lingkungan yang aman dan hijau serta dipenuhi oleh bunga.

Proyek perumahan ini diperakarsai oleh tiga pengembang asal Jepang yakni PT. Tokyu Land Indonesia, PT Toyota Housing Corporation, dan Hatmohadji & Kawan (HAKA). Shinya Miwa, Presiden Direktur PT Tokyu Land Indonesia menuturkan, pihaknya amat bersemangat untuk terjun dalam pasar properti perumahan di Indonesia yang sangat cepat bertumbuh bersama dengan PT Toyota Housing Corporation dan HAKA.

“Hal ini untuk membantu para keluarga di Indonesia yang ingin memiliki rumah idaman,” ujarnya. Sakura Sakura Regency 3 akan terdiri dari 467 unit yang menawarkan dua tipe rumah satu lantai dan dua lantai. Untuk tipe satu lantai dikembangkan oleh PT Tokyu Land Indonesia dan HAKA. Rumah jenis ini memiliki beberapa varian diantaranya tipe Sakura Cantik dengan luas tanah 84 meter persegi hingga 112 meter persegi yang ditawarkan dengan harga mulai dari Rp800 jutaan.

Juga ada tipe Elok dengan luas tanah 144 meter persegi yang dibanderol dengan harga Rp1,4 miliar-an dan tipe Jelita dengan luas tanah 210 meter persegi. Sedangkan untuk tipe rumah dua lantai yang dikembangkan oleh PT Toyota Housing Indonesia yang masing-masing terdiri dari bangunan dua lantai tanpa pagar dengan luas bangunan 112 meter persegi serta luas bangunan 132 meter persegi akan ditawarkan dengan harga berkisar antara Rp1,6 miliar-an.

Direktur PT Toyota Housing Indonesia Akihiro Hara menuturkan, pihaknya ingin memberikan keamanan penuh tetapi juga nyaman bagi hidup penghuni dengan menghadirkan sebuah rumah berkualitas tinggi, tahan lama serta sebuah rumah yang fungsional berdasarkan teknologi yang di kembangkan di Jepang.

Miwa menambahkan, dengan bekerja sama, mereka percaya bahwa akan dapat meningkatkan posisi penting mereka di pasar properti Indonesia sebagai salah satu pemimpin yang ditandai dengan berjalannya proyek perumahan Sakura Regency 3. “Hal ini menciptakan nilai yang signifikan bagi PT Tokyu Land Indonesia.

Kami senang bisa bermitra dengan Toyota Housing Corporation dan HAKA yang telah menunjukkan keahlian substansial mereka dalam bidang properti real estate di Jepang dan pasar di Indonesia," tukasnya. PT Tokyu Land Corporation sendiri telah beroperasi untuk pengembangan real estate selama lebih dari 40 tahun di Indonesia.

Sementara PT Toyota Housing Corporation telah menjual lebih dari 100.000 perumahan di Jepang. Perumahan lain yang bisa jadi pilihan yaitu Vida Bekasi besutan Gunas Land. Perusahaan pengembang properti ini menawarkan rumah tapak dengan harga mulai dari Rp300 juta-an di kawasan skala kota yang terletak di Jalan Raya Narogong, Bekasi, Jawa Barat.

Proyek ini memiliki luas lahan mencapai 130 hektare. Sejak diluncurkan pada 2012, area yang sudah dikembangkan berkisar 50 hektare. Direktur Vida Bekasi Edward Kusma menuturkan, perusahaan pada tahun ini berencana membangun sejumlah infrastruktur seperti lifestyle center seluas 2,5 hektare, sekolah Bina Nusantara (Binus), area olahraga, taman masjid seluas 2.500 meter persegi, pasar modern, rumah toko (ruko), dan eduwisata pertanian seluas dua hektare.

“Keberadaan sekolah Binus akan semakin menaikan nilai properti kawasan. Kami memang mengembangkan Vida Bekasi untuk menyasar semua segmen,” tuturnya. Pemancangan tiang perdana sekolah dilakukan pada 20 Agustus 2015. Sarana pendidikan ini ditargetkan beroperasi pada tahun ajaran baru 2016.

Selain infrastruktur, perusahaan juga mengembangkan empat kluster rumah tapak yang bertajuk Premier Savanna, Taman Apel, Taman Durian, dan Taman Frambosa. Adapun jumlah penghuni kini mencapai 9.000 orang. Harga hunian yang dipasarkan berkisar Rp300 juta per unit sampai dengan Rp1,3 miliar per unit.

Ada delapan tipe ukuran rumah yang tersedia, mulai dari luas bangunan 37 meter persegi dengan luas tanah 72 meter persegi hingga luas bangunan 105 meter persegi dengan luas tanah 120 meter persegi. Khusus kluster Premier Savanna dengan luas 40 hektare merupakan joint operation Gunas Land dengan PT Premier Qualitas Indonesia.

Harga rumah dibanderol mulai dari Rp600 juta sampai dengan Rp1,3 miliar per unit. Sejak dipasarkan pada Oktober 2013, perusahaan sudah mengembangkan lahannya sekitar 60%. Untuk ruko bertajuk Saraswati Sembilan, perusahaan baru menyediakan sejumlah 12 unit. Harga jual dibanderol mulai dari Rp1,5 miliar. Sementara itu, PT Triyasa Propertindo, perusahaan pengembang properti yang terafiliasi dengan Grup Tiara Marga Trakindo, juga berencana membangun hunian tapak dan hunian vertikal pada pertengahan 2016.

Hunian tapak akan dibangun dengan luas lahan minimal 10 hektar. Direktur Triyasa, Budi Lesmana menyatakan, tahun ini perseroan berniat merampungkan perizinan lahan dan desain tata letak hunian. "Mudahmudahan di kuartal III 2016 bisa jalan," sebutnya. Untuk harga, dia mengemukakan, perseroan berencana membanderol harga unit di kisaran Rp600 juta sampai Rp700 juta. Budi belum mau mengungkapkan lokasi lahan yang akan dipilih.

Tapi dia menekankan, lahan yang akan digarap berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sedangkan hunian vertikal berupa kondominium akan dikembangkan di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan. "Ground breaking mudah-mudahan setelah Lebaran tahun depan," sebutnya.

Dia menjelaskan, proyek kondominium akan terdiri dari 800 unit yang dibangun di atas lahan seluas 14.000 meter persegi. Jumlah unit tersebut terbagi dalam tiga menara. Budi menyebut, dana belanja modal untuk pembangunan kondominium mencapai Rp400 miliar. Menurut Budi, hunian yang akan dibangun ditujukan untuk segmen menengah ke atas dengan harga per meter persergi mencapai lebih dari Rp25 juta.

Sementara itu, unit yanng akan dibangun terdiri dari tipe studio hingga dua kamar tidur dengan luas 30 meter persegi hingga 75 meter persegi. Dengan asumsi harga per meter persegi Rp25 juta saja, rentang harga per unit mencapai di kisaran Rp750 juta hingga Rp1,87 miliar.

Rendra Hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9332 seconds (0.1#10.140)