Konsumsi Pertalite di DIY Meningkat Tajam
A
A
A
YOGYAKARTA - Kehadiran BBM Pertalite dari PT Pertamina (Persero) disambut baik masyarakat Yogyakarta, khususnya kawula muda yang notabene dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sayangnya, saat ini baru ada tiga SPBU yang menyediakan BBM Non Subsidi yang diproduksi Pertamina sebagai alternatif pilihan. Ketiga SPBU itu berada di Lempuyangan, kemudian Jalan Sultan Agung, dan Semaki yang semuanya ada di Kota Yogyakarta.
"Yogya ini banyak anak muda dan pintar pintar orangnya, mereka lebih suka mengunakan pertalite dari premium meskipun harga Pertalite selilisih Rp1.000 lebih tinggi dari Premium," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) DIY Siswanto, Minggu (23/8/2015).
Hal itu disampaikan saat aktivasi uji pasar pertalite di SPBU Lempuyangan, Kota Yogyakarta, hari ini. Dia menyebut lokasi SPBU Lempuyangan ini penjualan pertalite paling tinggi, yakni 8.000 liter per hari, disusul SPBU Semaki 4.000 liter perhari, dan terakhir SPBU Sultan Agung sekitar 2.000 liter perhari.
Saat ini, kata dia, pemilik usaha SPBU tengah berbenah dengan adanya BBM terbaru ini. Beberapa SPBU yang memiliki lahan cukup luas membuat tampungan baru guna melengkapi semua jenis BBM di negeri ini.
Senada disampaikan General Mananager (GM) Marketing Operation Region IV Jateng-DIY, Kusnendar yang menyebut baru ada 36 SPBU yang beroperasi di wilayah Jateng DIY sejak dibuka pada 14 Agustus 2015. Outlet pertalite akan bertambah dalam beberapa hari ke depan seiring animo masyarakat cukup tinggi.
"Rata-rata omzet pertalite di Jateng DIY sekitar 2.146 liter per hari, grafiknya terus naik. Untuk per SPBU berfariasi, tapi rata-rata mampu jual 3.000 liter per hari," jelasnya.
Sementara SVP Fuel Marketing dan Distributor Pertamina Muhammad Iskandar mengakui ada penurunan pengguna premium setelah adanya pertalite. Dia menegaskan tidak akan ada pengurangan jatah premium pada SPBU karena adanya pertalite.
"Kalau penguna premium turun itu sudah otomatis karena membeli pertalite. Tapi saya ingin tegaskan bahwa pertalite ini produk baru dari pertamina, bukan untuk menyingkirkan premium untuk masyarakat," jelasnya.
Masyarakat, kata dia, boleh memilih BBM jenis Premium ataupun Pertalite untuk kebutuhannya. Hanya saja, tegasnya, kualitas pertalite lebih baik dari premium, namun masih di bawah pertamax.
"Pertalite ini di tengah tengah antara premium dan pertamax karena dia (pertalite) memiliki level research octane number (RON) 90, sedangkan premium RON nya 80," jelasnya.
Saat ini sudah ada 420 SPBU se Jawa-Bali yang menyediakan pertalite. Pertamina memiliki target 1.000 SPBU pertalite hingga akhir tahun ini.
Dia kembali menegaskan pertalite merupakan varian produk bahan bakar minyak terbaru yang tidak disubsidi pemerintah. Pertalite diproduksi sebagai alternatif pilihan bagi konsumen, yang ingin menggunakan BBM lebih berkualitas, hemat BBM, dan ramah lingkungan.
Sayangnya, saat ini baru ada tiga SPBU yang menyediakan BBM Non Subsidi yang diproduksi Pertamina sebagai alternatif pilihan. Ketiga SPBU itu berada di Lempuyangan, kemudian Jalan Sultan Agung, dan Semaki yang semuanya ada di Kota Yogyakarta.
"Yogya ini banyak anak muda dan pintar pintar orangnya, mereka lebih suka mengunakan pertalite dari premium meskipun harga Pertalite selilisih Rp1.000 lebih tinggi dari Premium," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) DIY Siswanto, Minggu (23/8/2015).
Hal itu disampaikan saat aktivasi uji pasar pertalite di SPBU Lempuyangan, Kota Yogyakarta, hari ini. Dia menyebut lokasi SPBU Lempuyangan ini penjualan pertalite paling tinggi, yakni 8.000 liter per hari, disusul SPBU Semaki 4.000 liter perhari, dan terakhir SPBU Sultan Agung sekitar 2.000 liter perhari.
Saat ini, kata dia, pemilik usaha SPBU tengah berbenah dengan adanya BBM terbaru ini. Beberapa SPBU yang memiliki lahan cukup luas membuat tampungan baru guna melengkapi semua jenis BBM di negeri ini.
Senada disampaikan General Mananager (GM) Marketing Operation Region IV Jateng-DIY, Kusnendar yang menyebut baru ada 36 SPBU yang beroperasi di wilayah Jateng DIY sejak dibuka pada 14 Agustus 2015. Outlet pertalite akan bertambah dalam beberapa hari ke depan seiring animo masyarakat cukup tinggi.
"Rata-rata omzet pertalite di Jateng DIY sekitar 2.146 liter per hari, grafiknya terus naik. Untuk per SPBU berfariasi, tapi rata-rata mampu jual 3.000 liter per hari," jelasnya.
Sementara SVP Fuel Marketing dan Distributor Pertamina Muhammad Iskandar mengakui ada penurunan pengguna premium setelah adanya pertalite. Dia menegaskan tidak akan ada pengurangan jatah premium pada SPBU karena adanya pertalite.
"Kalau penguna premium turun itu sudah otomatis karena membeli pertalite. Tapi saya ingin tegaskan bahwa pertalite ini produk baru dari pertamina, bukan untuk menyingkirkan premium untuk masyarakat," jelasnya.
Masyarakat, kata dia, boleh memilih BBM jenis Premium ataupun Pertalite untuk kebutuhannya. Hanya saja, tegasnya, kualitas pertalite lebih baik dari premium, namun masih di bawah pertamax.
"Pertalite ini di tengah tengah antara premium dan pertamax karena dia (pertalite) memiliki level research octane number (RON) 90, sedangkan premium RON nya 80," jelasnya.
Saat ini sudah ada 420 SPBU se Jawa-Bali yang menyediakan pertalite. Pertamina memiliki target 1.000 SPBU pertalite hingga akhir tahun ini.
Dia kembali menegaskan pertalite merupakan varian produk bahan bakar minyak terbaru yang tidak disubsidi pemerintah. Pertalite diproduksi sebagai alternatif pilihan bagi konsumen, yang ingin menggunakan BBM lebih berkualitas, hemat BBM, dan ramah lingkungan.
(izz)