Wall Street Berakhir Koreksi karena Sentimen China
A
A
A
NEW YORK - Reli kuat di Wall Street menguap pada Selasa waktu setempat dan bursa saham berakhir dengan koreksi besar dipicu kekhawatiran tentang ekonomi China.
Dalam sesi perdagangan, indeks utama berubah negatif di menit akhir perdagangan setelah sebelumnya naik hampir 3%.
Investor mengalami kekhawatiran berlebih bahwa perlambatan ekonomi di China bisa memengaruhi pertumbuhan global, bahkan setelah Bank Sentral China (PBoC) memangkas suku bunga pada Selasa untuk kali kedua dalam dua bulan. Langkah itu dilakukan setelah bursa saham China merosot 8% pada Selasa, dari hari sebelumnya yang sudah anjlok 8,5%.
"Orang masih gugup tentang kondisi luar negeri dan mengenai apa yang mungkin terjadi malam ini," kata Manajer Portofolio di Kingsview Asset Management Paul Nolte, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (26/8/2015).
Penurunan Selasa diikuti kerugian curam pada Senin, ketika rata-rata industri Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin dan indeks S&P 500 mencatat hari terburuknya sejak 2011. Dalam sepekan terakhir, S&P telah kehilangan 11%.
"Investor masih khawatir tentang pertumbuhan ekonomi dan pergeseran kebijakan Fed, dan dua faktor itu masih menjadi fokus," kata Kepala Strategi Investasi Janney Montgomery Scott Mark Luschini.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 204,91 poin atau 1,29% menjadi berakhir pada 15.666,44; indeks S&P 500 kehilangan 25,59 poin atau 1,35% menjadi berakhir pada 1.867,62 dan Nasdaq Composite turun 19,76 poin atau 0,44% ke 4.506,49.
Sekitar 10,4 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS, jauh di atas rata-rata sepanjang bulan ini sebanyak 7,5 miliar saham.
Dalam sesi perdagangan, indeks utama berubah negatif di menit akhir perdagangan setelah sebelumnya naik hampir 3%.
Investor mengalami kekhawatiran berlebih bahwa perlambatan ekonomi di China bisa memengaruhi pertumbuhan global, bahkan setelah Bank Sentral China (PBoC) memangkas suku bunga pada Selasa untuk kali kedua dalam dua bulan. Langkah itu dilakukan setelah bursa saham China merosot 8% pada Selasa, dari hari sebelumnya yang sudah anjlok 8,5%.
"Orang masih gugup tentang kondisi luar negeri dan mengenai apa yang mungkin terjadi malam ini," kata Manajer Portofolio di Kingsview Asset Management Paul Nolte, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (26/8/2015).
Penurunan Selasa diikuti kerugian curam pada Senin, ketika rata-rata industri Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin dan indeks S&P 500 mencatat hari terburuknya sejak 2011. Dalam sepekan terakhir, S&P telah kehilangan 11%.
"Investor masih khawatir tentang pertumbuhan ekonomi dan pergeseran kebijakan Fed, dan dua faktor itu masih menjadi fokus," kata Kepala Strategi Investasi Janney Montgomery Scott Mark Luschini.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 204,91 poin atau 1,29% menjadi berakhir pada 15.666,44; indeks S&P 500 kehilangan 25,59 poin atau 1,35% menjadi berakhir pada 1.867,62 dan Nasdaq Composite turun 19,76 poin atau 0,44% ke 4.506,49.
Sekitar 10,4 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS, jauh di atas rata-rata sepanjang bulan ini sebanyak 7,5 miliar saham.
(rna)