Wall Street Kembali Bergejolak karena Sentimen China

Rabu, 02 September 2015 - 08:55 WIB
Wall Street Kembali...
Wall Street Kembali Bergejolak karena Sentimen China
A A A
NEW YORK - Gejolak kembali melanda ke Wall Street pada Selasa waktu setempat setelah mengambil jeda sebentar. Kekhawatiran baru terhadap ekonomi China mendorong indeks utama turun hampir 3% dan mengintensifkan kekhawatiran aksi jual jangka panjang.

Indeks S&P 500 melemah 10% dibandingkan rekor Mei, dengan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) membatasi penguatan. Penurunan ini merupakan koreksi terburuk indeks S&P sejak 24 Agustus lalu.

"Fakta bahwa penurunana pada bulan Agustus lebih besar dari yang kita lihat dalam beberapa tahun. Ketidakpastian berlanjut tentang China pasti menambah kekhawatiran," kata Direktur Beam Capital Management LLC Mohannad AAMA, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (2/9/2015).

Sektor manufaktur China pada Agustus menyusut dengan laju tercepat dalam tiga tahun. Data lain menunjukkan laju pertumbuhan di sektor manufaktur AS melambat bulan lalu ke level terlemah dalam lebih dari dua tahun.

Menambah kegelisahan, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, pertumbuhan ekonomi global saat ini kemungkinan lebih lemah daripada yang diharapkan.

Data yang lemah mendorong harga minyak turun lebih dari 7%, mengakhiri tiga hari kenaikan dan mengurangi harapan beberapa investor bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga bulan ini.

Sektor energi di indeks S&P (SPNY) turun 3,7%, dengan saham Exxon (XOM.N) turun 4,19%. Sektor keuangan di indeks S&P anjlok 3,5%, dengan Citigroup (CN) turun 4,75%.

Dow Jones Industrial Average turun 2,84% berakhir pada 16.058,35, sementara indeks S&P 500 kehilangan 2,96% menjadi 1.913,85 poin dan Nasdaq Composite turun 2,94% ke 4.636,11.

Volume perdagangan lebih ringan dari dalam beberapa hari terakhir. Tercatat sebanyak 8,9 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS, turun dibandingkan dengan rata-rata lima sesi terakhir sebanyak 9,4 miliar saham.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0495 seconds (0.1#10.140)