Stok AS Meningkat, Harga Minyak Merosot Lebih 2%
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia merosot lebih dari 2% pada awal perdagangan Asia karena meningkatnya stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dari perkiraan dan lemahnya data manufaktur.
Minyak mentah Brent dan AS ditutup merosot sekitar 8% pada Selasa untuk mengakhiri lonjakan tiga sesi sebelumnya sebesar 25%, kenaikan terbesar dalam tiga hari sejak 1990. Kenaikan itu terjadi setelah harga minyak turun ke level terendah dalam 6,5 tahun pada pekan lalu.
Kepala analis pasar di CMC Markets Ric Spooner mengatakan bahwa gejolak harga emas bisa terus terjadi jika pasar saham bergerak liar.
"Setiap perubahan arah di pasar minyak dipengaruhi oleh apa yang terjadi di pasar modal," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (2/9/2015).
Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh hampir 3% di Wall Street pada hari ini, dengan ketiga indeks saham utama AS berada di wilayah negatif tahun ini.
Data American Petroleum Institute menunjukkan, harga minyak mundur setelah stok minyak mentah AS melonjak 7,6 juta barel menjadi 456,9 juta dalam sepekan hingga 28 Agustus. Survei Reuters memperkirakan stok minyak hanya naik 32.000 barel.
Sementara data resmi stok minyak akan dirilis oleh Administrasi Informasi Energi (EIA) AS pada Rabu waktu setempat.
"Data AS yang akan datang, termasuk stok minyak, pesanan pabrik dan angka tenaga kerja menjadi penting dalam memberikan arah pasar minyak," ujar Spooner.
Minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 64 sen ke USD48,90/barel atau 1,3% pada pukul 08.35 WIB setelah jatuh USD4,59 atau 8,48% pada sesi sebelumnya. Pada perdagangan hari ini, minyak Brent jatuh ke USD48,48/barel.
Sementara minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober turun 79 sen atau 1,7% ke USD44,62/barel setelah berakhir turun USD3,79 atau 7,7% pada sesi sebelumnya. Minyak AS jatuh ke USD43,86/barel setelah pasar dibuka.
Minyak mentah Brent dan AS ditutup merosot sekitar 8% pada Selasa untuk mengakhiri lonjakan tiga sesi sebelumnya sebesar 25%, kenaikan terbesar dalam tiga hari sejak 1990. Kenaikan itu terjadi setelah harga minyak turun ke level terendah dalam 6,5 tahun pada pekan lalu.
Kepala analis pasar di CMC Markets Ric Spooner mengatakan bahwa gejolak harga emas bisa terus terjadi jika pasar saham bergerak liar.
"Setiap perubahan arah di pasar minyak dipengaruhi oleh apa yang terjadi di pasar modal," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (2/9/2015).
Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh hampir 3% di Wall Street pada hari ini, dengan ketiga indeks saham utama AS berada di wilayah negatif tahun ini.
Data American Petroleum Institute menunjukkan, harga minyak mundur setelah stok minyak mentah AS melonjak 7,6 juta barel menjadi 456,9 juta dalam sepekan hingga 28 Agustus. Survei Reuters memperkirakan stok minyak hanya naik 32.000 barel.
Sementara data resmi stok minyak akan dirilis oleh Administrasi Informasi Energi (EIA) AS pada Rabu waktu setempat.
"Data AS yang akan datang, termasuk stok minyak, pesanan pabrik dan angka tenaga kerja menjadi penting dalam memberikan arah pasar minyak," ujar Spooner.
Minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 64 sen ke USD48,90/barel atau 1,3% pada pukul 08.35 WIB setelah jatuh USD4,59 atau 8,48% pada sesi sebelumnya. Pada perdagangan hari ini, minyak Brent jatuh ke USD48,48/barel.
Sementara minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober turun 79 sen atau 1,7% ke USD44,62/barel setelah berakhir turun USD3,79 atau 7,7% pada sesi sebelumnya. Minyak AS jatuh ke USD43,86/barel setelah pasar dibuka.
(rna)