Harga Cengkeh di Sulut Tembus Rp95.000/Kg
A
A
A
MANADO - Petani cengkeh di Sulawesi Utara (Sulut) mulai sumringah, pasalnya harga salah satu komoditas pertanian andalan ini secara bertahap naik hingga Rp95.000 per kg. Namun, petani berharap harganya bisa tembus Rp100.000 per kg.
Sebelumnya, petani sempat kuatir harga cengkeh turun hingga Rp85.000 per kg. Seperti dikatakan salah satu petani cengkeh di Minahasa, Wempi Tampi. Menurutnya, kenaikan harga cengkeh ini memang menjadi kabar baik bagi petani. Pasalnya biaya pemetikan cengkeh naik dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau empat tahun lalu harga cengkeh di Rp80.000 per kg tidak masalah, karena biaya pemetikan hanya Rp2.000 per liter. Tapi kalau saat ini sudah naik Rp3.500 per liter. Jadi kami harap harga harag cengkeh bisa di atas Rp100.000 supaya kami bisa dapat untung," jelasnya, Rabu (2/9/2015).
Dia mengatakan, biaya perawatan dalam satu hektare perkebunan cengkeh hingga pemetikan, petani harus mengeluarkan ongkos hingga puluhan juta rupiah. "Sebenarnya yang paling banyak pengeluraan masa penen, kalau panen satu ton saja mungkin ongkosnya sampai Rp20 juta sampai Rp25 juta," tuturnya.
Adapun harga pembelian ditingkat petani yang ada di Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa mencapai Rp91.000 per kg. Harga ini naik sekitar Rp4.000 per kg dari pembelian sebelumnya yang hanya Rp87.000 per kg.
Petani lainya, Joan Mokalu mengatakan, pemerintah perlu terus memamtau harga cengkeh. Sebab banyak petani yang terlanjur meminjam uang sebagai modal pemetikan.
"Jangan kira semua petani punya uang, banyak juga yang terpaksa harus meminjam karena biaya penen sudah mahal," paparnya.
Selain itu, kata dia, banyak dari hasil pemetikan yang digunakan petani membiayai sekolah anak-anak. "Saya harap pemerintah dapat berperan aktif menjaga harga cengkeh tidak turun lagi. Karena hasilnya kami gunakan untuk meyekolahkan anak-anak, juga mempekerjakan orang lain," tandas dia.
Sebelumnya, petani sempat kuatir harga cengkeh turun hingga Rp85.000 per kg. Seperti dikatakan salah satu petani cengkeh di Minahasa, Wempi Tampi. Menurutnya, kenaikan harga cengkeh ini memang menjadi kabar baik bagi petani. Pasalnya biaya pemetikan cengkeh naik dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau empat tahun lalu harga cengkeh di Rp80.000 per kg tidak masalah, karena biaya pemetikan hanya Rp2.000 per liter. Tapi kalau saat ini sudah naik Rp3.500 per liter. Jadi kami harap harga harag cengkeh bisa di atas Rp100.000 supaya kami bisa dapat untung," jelasnya, Rabu (2/9/2015).
Dia mengatakan, biaya perawatan dalam satu hektare perkebunan cengkeh hingga pemetikan, petani harus mengeluarkan ongkos hingga puluhan juta rupiah. "Sebenarnya yang paling banyak pengeluraan masa penen, kalau panen satu ton saja mungkin ongkosnya sampai Rp20 juta sampai Rp25 juta," tuturnya.
Adapun harga pembelian ditingkat petani yang ada di Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa mencapai Rp91.000 per kg. Harga ini naik sekitar Rp4.000 per kg dari pembelian sebelumnya yang hanya Rp87.000 per kg.
Petani lainya, Joan Mokalu mengatakan, pemerintah perlu terus memamtau harga cengkeh. Sebab banyak petani yang terlanjur meminjam uang sebagai modal pemetikan.
"Jangan kira semua petani punya uang, banyak juga yang terpaksa harus meminjam karena biaya penen sudah mahal," paparnya.
Selain itu, kata dia, banyak dari hasil pemetikan yang digunakan petani membiayai sekolah anak-anak. "Saya harap pemerintah dapat berperan aktif menjaga harga cengkeh tidak turun lagi. Karena hasilnya kami gunakan untuk meyekolahkan anak-anak, juga mempekerjakan orang lain," tandas dia.
(izz)