BLU CPO Fund Segera Tetapkan Peremajaan Sawit
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Badan Layanan Umum (BLU) Dana Pungutan Minyak Kelapa Sawit (CPO Fund) Bayu Krisnamurthi mengatakan, tahap peremajaan (replanting) sedang dalam proses penetapan kandidat potensial untuk melakukan replanting lahan sawit.
Lokasinya ada di beberapa titik di wilayah Pulau Sumatera, di antaranya yang terluas yakni Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.
"Ya, sedang proses di sana, sudah kita identifikasi. Sudah ada juga beberapa kandidat potensial untuk lakukan replanting. Sudah ada mekanisme yang sudah kita identifikasi," katanya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Salah satu paling menonjol, yang potensinya paling besar, kata Bayu yaitu dengan meng-copy program revitalisasi perkebunan 2014.
"Di situ sudah ada mekanisme teknisnya, mekanisme pembiayaannya. Itu tinggal kita pakai. Hanya kalau tadi ada dana subsidi bunga dri APBN, ini tinggal diganti dana subsidinya datang dari dana sawit," kata Bayu.
Langkah ini, dinilai Bayu tidak mudah, karena pihaknya harus melakukan dua hal yang subjeknya berbeda. "Jadi memang tidak mudah, karena kalau di biodiesel hanya berhadapan dengan satu perusahaan, yakni Pertamina, jadi kita tahu alamatnya, kantornya. Kalau dengan replanting kan berhadapan dengan banyak petani. Tapi kita sudah makin liat projek-projek yang sudah siap untuk dilaksanakan," ujarnya.
Hingga saat ini, memang dipipeline BLU, yang sudah sangat siap adalah kawasan Riau yang memiliki 600 ha untuk satu projek replanting. "Sekarang paling maju di pipeline itu di Riau, itu kurang lebih ada 300 ha untuk plasma dan 300 ha untuk swadaya jadi kurang lebih 600 ha itu satu projek," pungkas Bayu.
Lokasinya ada di beberapa titik di wilayah Pulau Sumatera, di antaranya yang terluas yakni Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.
"Ya, sedang proses di sana, sudah kita identifikasi. Sudah ada juga beberapa kandidat potensial untuk lakukan replanting. Sudah ada mekanisme yang sudah kita identifikasi," katanya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Salah satu paling menonjol, yang potensinya paling besar, kata Bayu yaitu dengan meng-copy program revitalisasi perkebunan 2014.
"Di situ sudah ada mekanisme teknisnya, mekanisme pembiayaannya. Itu tinggal kita pakai. Hanya kalau tadi ada dana subsidi bunga dri APBN, ini tinggal diganti dana subsidinya datang dari dana sawit," kata Bayu.
Langkah ini, dinilai Bayu tidak mudah, karena pihaknya harus melakukan dua hal yang subjeknya berbeda. "Jadi memang tidak mudah, karena kalau di biodiesel hanya berhadapan dengan satu perusahaan, yakni Pertamina, jadi kita tahu alamatnya, kantornya. Kalau dengan replanting kan berhadapan dengan banyak petani. Tapi kita sudah makin liat projek-projek yang sudah siap untuk dilaksanakan," ujarnya.
Hingga saat ini, memang dipipeline BLU, yang sudah sangat siap adalah kawasan Riau yang memiliki 600 ha untuk satu projek replanting. "Sekarang paling maju di pipeline itu di Riau, itu kurang lebih ada 300 ha untuk plasma dan 300 ha untuk swadaya jadi kurang lebih 600 ha itu satu projek," pungkas Bayu.
(izz)