BNI Optimistis Tekan NPL di Bawah 3%

Sabtu, 05 September 2015 - 09:16 WIB
BNI Optimistis Tekan NPL di Bawah 3%
BNI Optimistis Tekan NPL di Bawah 3%
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk optimistis dapat menekan kredit bermasalah (non performing loan /NPL) di bawah 3% hingga akhir tahun ini.

Perseroan telah membentuk tim khusus untuk membereskan kredit bermasalah dan siap mendorong restrukturisasi pinjaman bermasalah. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya akan memperbanyak penggunaan opsi restrukturisasi kredit macet. Setidaknya dalam 1,5 bulan terakhir pihaknya telah merestrukturisasi kredit golongan dua (mulai bermasalah) senilai Rp2 triliun. Restrukturisasi dibutuhkan saat ini di saat perekonomian melambat dan masyarakat membutuhkan lapangan kerja.

”Saya ingin kualitas pertumbuhan yang bagus, jangan hanya sekedar pertumbuhan. Dalam 1,5 bulan kredit yang mulai macet ada Rp2 triliun yang direstrukturisasi. NPL kita mulai Oktober semoga bisa turun hingga Desember nanti ke bawah 3%,” ujarnya dalam diskusi munas Serikat Pekerja (SP) BNI di Tangerang beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan, rasio NPL kredit di segmen UKM masih lebih tinggi dibandingkan total NPL perseroan.

Porsinya yang lebih tinggi tersebut karena manajemen risiko yang tidak dilakukan secara ketat. Dia mencontohkan, penyaluran kredit untuk pembiayaan proyek dikucurkan seluruhnya padahal seharusnya dilakukan secara bertahap. Baiquni menambahkan, perseroan akan tetap melakukan upaya restrukturisasi dan penagihan terhadap kreditkredit bermasalah. Dia berharap beragam upaya yang dilakukan perseroan bisa menekan angka NPL ke bawah level 3%.

”Kami ingin agar tekanan ekonomi ini dapat berubah menjadi potensi bisnis. Masih banyak nasabah kami yang membutuhkan pinjaman untuk ekspansi saat ini. Analisis kredit harus lebih cepat dan berkualitas,” ujarnya. Kinerja BNI pada semester pertama 2015 berhasil merauplababersihRp2,43triliun. Namun, laba tersebut menurun 50,8% dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu Rp4,94 triliun.

Penurunan laba lantaran peningkatan Cadangan Pinjaman Bermasalah menjadi 172,2% dari tahun lalu untuk menekan naiknya NPL. Cadangan Pinjaman Bermasalah (Coverage Ratio ) tersebut merupakan langkah antisipatif BNI untuk memperkuat fundamental keuangan guna menghadapi turbulensi kondisi makro ekonomi ke depan. ”Kami sengaja ambil keputusan pembentukan cadangan langsung sekaligus dan tidak menundanya. Alhasil saham kami terbukti masih direspons oleh pasar secara positif,” ujarnya.

Baiquni mengatakan, pihaknya siap memperkuat SDM perseroan untuk menekan kredit bermasalah dan meningkatkan kinerja bisnis kredit. Pihaknya telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara manajemen bersama dan serikat pegawai sebagai partisipasi dari pegawai dalam penentuan atau pembuatan kebijaksanaan perusahaan di bidang ketenagakerjaan.

Ini penting untuk menciptakan ketenangan bekerja dan kepastian kelangsungan usaha karena adanya pengaturan hak dan kewajiban yang jelas bagi kedua belah pihak. Ketua SP BNI Agus Setia Permana mengatakan, pihaknya sangat antusias menyambut keputusan direksi yang menaikkan batas usia kerja posisi teller dari 35 tahun menjadi 45 tahun. Hal ini disebutnya sebagai penambah semangat produktif para karyawan.

”Kita telah memiliki perjanjian dan usia pensiun teller dan clerks hingga 45 tahun. Namun, tergantung kompetensinya sehingga ada harapan baru untuk memotivasi produktivitas. Kita harus fokus meningkatkan kinerja perusahaan. Dari munas ini, ke depannya kita ingin mendorong kinerja pegawai dan berdikari untuk jangka panjang,” ujar Agus dalam sambutannya.

Hafid fuad
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7438 seconds (0.1#10.140)