Industri Pengolahan Susu Masih Bergantung Impor

Rabu, 09 September 2015 - 10:20 WIB
Industri Pengolahan Susu Masih Bergantung Impor
Industri Pengolahan Susu Masih Bergantung Impor
A A A
CIKARANG - Industri pengolahan susu di Tanah Air terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, peningkatan tersebut tidak diikuti pasokan bahan baku susu dari dalam negeri yang sampaui saat ini baru 21% dari total kebutuhan sebesar 3,8 juta ton per trahun.

”Pertumbuhan sector industri pengolahan susu pada 2014 sebesar 14% naik dibanding 2013 sebesar 12%,” ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto saat meresmikan pabrik Fonterra Brands Manufacturing Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, kemarin. Dia menambahkan, potensi pertumbuhan industri pengolahan susu nasional yang tinggi berdampak pada kebutuhan bahan baku susu segar untuk memasok industri pengolahan susu.

”Dari kebutuhan 3,8 juta ton per tahun, pasokan bahan baku susu segar dalam negeri kurang lebih 798.000 ton atau 21% dan sisanya sekitar 3 juta ton atau 79% masih harus diimpor dari berbagai negara seperti dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, atau Uni Eropa,” papar Panggah.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan, masalah utama dari industri pengolahan susu adalah bahan baku, terutama ternak sapi perah. ”Memang infrastruktur kita masih belum mendukung,” ungkapnya. Pabrik pengolahan susu Fonterra di Cikarang dibangun dengan investasi Rp340 miliar, terbesar di kawasan ASEAN dalam sepuluh tahun terakhir.

Pabrik tersebut memiliki fasilitas blanding dan packaging yang mampu mengemas hingga 16.000 metrik ton bahan dasar berbasis susu setiap tahun atau 87.000 kemasan setiap hari. ”Saat ini untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Ada kemungkinan nanti ekspor untuk pasar ASEAN.

Kami juga punya lahan seluas 2 hektare (ha) lagi di sini dan kami akan melihat apa yang harus dilakukan selanjutnya,” ujar Managing Director of Asia Middle East and Africa (ASIA MEA) Fonterra Johan Priem.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9446 seconds (0.1#10.140)