Bappebti Dorong Bursa Komoditas Go Public

Kamis, 10 September 2015 - 11:33 WIB
Bappebti Dorong Bursa Komoditas Go Public
Bappebti Dorong Bursa Komoditas Go Public
A A A
JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mendorong bursa komoditas, baik Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) serta Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI/ICDX) untuk go public .

Diharapkan, dengan melakukan go public atau initial public offering (penawaran umum saham) akan membuat bursa komoditi lebih profesional dan transparan. ”Dengan IPO, nantinya bursa komoditas bisa dimiliki oleh banyak investor termasuk investor asing. Tentu ini akan bisa membuat lebih profesional dan transparan,” ujar Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan Sutriono Edi di Jakarta kemarin.

Sutriono menjelaskan, untuk merealisasikan hal tersebut, pada tahap awal Bappebti akan mengupayakan demutualisasi bursa. Sehingga, pengelolaan bursa akan dilakukan lebih profesional dan lebih mengutamakan bisnis. ”Kami targetkan Juni 2016 demutualisasi bursa bisa terlaksana,” tegasnya.

Lebih lanjut Sutriono mengungkapkan, hingga Juli 2015 transaksi di bursa (multilateral) mengalami peningkatan 11,17% menjadi Rp11,55 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp10,3 triliun. Sementara, volume transaksi bursa juga naik 4,37% menjadi 674.036 lot pada Januari- Juni 2015 dari 645.825 lot pada Januari-Juni 2014.

Salah satu bentuk nyata peningkatan transaksi bursa adalah kenaikan kontrak kopi robusta berjangka di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) di Agustus 2015 sebanyak 104,97% menjadi 23.022 lot dibanding Juli 2015 sebesar 11.320 lot. ”Lonjakan transaksi didukung oleh pelaku pasar yang melakukan lindung nilai menjelang puncak panen raya,” katanya.

Sementara, harga CPO yang terjadi di BKDI sudah dipakai menjadi harga referensi oleh dunia usaha, maupun dalam penentuan harga patokan ekspor (HPE) sebagai harga acuan. Penetapan HPE CPO mulai 1 Juli 2013 mengacu pada bursa dalam negeri, dengan komposisi 60% di Indonesia, 20% bursa Kuala Lumpur, serta 20% bursa di Rotterdam.

”Kita juga memiliki komoditas timah yang banyak dihasilkan di Indonesia, di mana nantinya harga yang ditetapkan di bursa komoditas kita akan menjadi patokan harga dunia,” imbuhnya.

Rakhmat baihaqi
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6233 seconds (0.1#10.140)