Harga Kedelai Rp10.000, Perajin Tahu-Tempe Gulung Tikar

Minggu, 13 September 2015 - 19:21 WIB
Harga Kedelai Rp10.000,...
Harga Kedelai Rp10.000, Perajin Tahu-Tempe Gulung Tikar
A A A
PURWAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) mengakibatkan harga kedelai impor terus mengalami kenaikan. Pengusaha tahu dan tempe khawatir harga kedelai menyentuh angka Rp10.000/kg menyebabkan usaha mereka gulung tikar

"Sejak dolar (USD) naik menjadi Rp14.000, harga kedelai juga ikut naik. Harga kedelai yang semula Rp7.000/kg kini menjadi Rp8.000/ kg," ungkap Sri ,43, salah seorang pemilik pabrik tahu di Kampung Cibogo, Cibogogirang, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Minggu (13/9/2015).

Naiknya harga kedelai impor ini terjadi sejak sebulan terakhir. Namun, Sri tidak bisa ikut menaikkan harga tahu yang kini dijualnya Rp200/potong. Untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku, sebagian para perajin di Kabupaten Purwakarta memperkecil ukuran tahu yang diproduksinya.

"Kalau saya sendiri enggak sampai memperkecil ukuran. Apalagi menaikan harga. Sebisa mungkin saya bertahan. Tapi, memang ada sebagian perajin yang sudah memperkecil ukuran tahu agar tidak rugi. Saya terlalu takut tahu saya tidak laku,"ujar dia.

Wanita yang sudah menggeluti usaha pembuatan tahu selama 12 tahun itu lebih memilih mengurangi keuntungan yang diperoleh setiap hari. "Akibat harga kedelai naik keuntungan usaha saya turun hingga 50% dari kondisi normal," ungkap Sri.

Dia menuturkan, setiap hari dirinya membutuhkan dua kuintal kedelai untuk memproduksi tahu sebanyak 120 nampan besar. Setiap nampan besar berisi 140 potong tahu. Sri khawatir harga kedelai akan terus naik. Jika harga kedelai tembus hingga angka Rp10.000/kg, dia tidak akan mampu meneruskan usahanya.

Ditanya soal bahan baku kedelai lokal, kata Sri, kedelai lokal secara kualitas lebih baik jika dibandingkan kedelai impor. Namun, kedelai lokal sulit diperoleh. "Saya tidak begitu tahu penyebab kedelai lokal yang sulit, apa akibat minimnya jumlah petani yang menanam kedelai atau apa, yang jelas kedelai lokal jarang," ujarnya.

Hal senada disampaikan Muhidin, 39, salah seorang pengusaha tempe. Dia menuding kenaikan bahan baku tempe ikut naik setelah nilai tukar rupiah melemah. Perajin tempe asal Plered ini berharap pemerintah tidak tinggal diam dan segera menemuka solusi.

"Kalau terus begini akan banyak perajin yang gulung tikar. Apalagi kedelai yang dijual di pasar kan impor. Kita sebetulnya pengen kedelai lokal tapi masalahnya susah. Tidak heran jika dolar (USD) naik harga bahan baku tempe tahu juga naik," harapnya.
(dmd)
Berita Terkait
Harga Kedelai Meroket,...
Harga Kedelai Meroket, Disperindag dan Polda Banten Sidak Gudang
Mencari Solusi Meredam...
Mencari Solusi Meredam Gejolak Harga Kedelai
Abai dengan Impor Kedelai,...
Abai dengan Impor Kedelai, Sampai Kapan?
Masih Ada Peluang Indonesia...
Masih Ada Peluang Indonesia Tak Bergantung pada Kedelai Impor
Ironi Tanaman Kedelai...
Ironi Tanaman Kedelai di Indonesia: Tanahnya Terbaik, tapi Impor Terus
Solutif! Harga Kedelai...
Solutif! Harga Kedelai Melonjak, Partai Perindo: Perbaiki Tata Kelola Impor & Tingkatkan Produksi Lokal
Berita Terkini
Kereta Cepat Whoosh...
Kereta Cepat Whoosh Sediakan 800 Ribu Tiket Selama Musim Lebaran 2025
4 jam yang lalu
Platinum Cineplex Ekspansi...
Platinum Cineplex Ekspansi Bisnis ke Kawasan BSD City
4 jam yang lalu
Resesi Amerika Makin...
Resesi Amerika Makin Dekat? Inflasi Diramal Sentuh Level Tertinggi sejak 1991
5 jam yang lalu
Alamtri Resources Gelar...
Alamtri Resources Gelar Buka Puasa Bersama 1.000 Anak Yatim
5 jam yang lalu
Dukung BI, QRIS Tap...
Dukung BI, QRIS Tap Bisa Dipakai lewat Wondr by BNI
5 jam yang lalu
25 Korporasi Raksasa...
25 Korporasi Raksasa Antre IPO hingga Pertengahan Maret, Berikut Rinciannya
8 jam yang lalu
Infografis
Menhub: Harga Tiket...
Menhub: Harga Tiket Pesawat Hanya Bisa Turun 10% Saja
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved