Dolar Australia Tergelincir, Rupiah Dibuka Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka tertekan di tengah tergelincirnya dolar Australia terhadap USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.460/USD. Posisi itu anjlok 121 poin dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.339/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.352/USD dan pada pukul 10.00 WIB melemah ke Rp14.369/USD. Posisi tersebut terdepresiasi dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.333/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.341/USD. Posisi ini melemah 2 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.339/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.371/USD, melemah 49 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.322/USD.
Sementara dolar Australia tergelincir pada Selasa setelah pertemuan bank sentral Australia, sementara yen mencermati pertemuan bank sentral Jepang (BOJ) sebagai katalis.
Sebelumnya mata uang Australia reli ke level tertinggi dua pekan terhadap USD dan yen setelah partai yang berkuasa di negara itu menggulingkan perdana menteri Tony Abbott.
Aussie merosot ke 0,7130/USD, turun 0,1% menyusul pertemuan bank sentral Australia ditambah dengan penurunan bursa saham China.
"Penjual masih menunggu untuk menjual Aussie jika pasar komoditas tetap rendah," kata seorang pedagang di bank Jepang, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/9/2015).
USD terhadap yen diperdagangkan pada 120,45, naik 0,2% setelah tergelincir 0,3% pada hari Senin. Indeks USD berada di 95,303, setelah merosot ke 94,913 pada Senin, level terendah sejak akhir Agustus.
Itu terjadi karena para pedagang gugup menunggu hasil pertemuan Fed, apakah akan menaikkan suku bunga untuk kali pertama dalam hampir satu dekade. Euro diperdagangkan pada 1,1310/USD, setelah naik ke 1,1373/uSD kemarin, level tertinggi sejak 26 Agustus 2015.
(Baca: Koreksi Rupiah Diperkirakan Berlanjut)
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.460/USD. Posisi itu anjlok 121 poin dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.339/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.352/USD dan pada pukul 10.00 WIB melemah ke Rp14.369/USD. Posisi tersebut terdepresiasi dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.333/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.341/USD. Posisi ini melemah 2 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.339/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.371/USD, melemah 49 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.322/USD.
Sementara dolar Australia tergelincir pada Selasa setelah pertemuan bank sentral Australia, sementara yen mencermati pertemuan bank sentral Jepang (BOJ) sebagai katalis.
Sebelumnya mata uang Australia reli ke level tertinggi dua pekan terhadap USD dan yen setelah partai yang berkuasa di negara itu menggulingkan perdana menteri Tony Abbott.
Aussie merosot ke 0,7130/USD, turun 0,1% menyusul pertemuan bank sentral Australia ditambah dengan penurunan bursa saham China.
"Penjual masih menunggu untuk menjual Aussie jika pasar komoditas tetap rendah," kata seorang pedagang di bank Jepang, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/9/2015).
USD terhadap yen diperdagangkan pada 120,45, naik 0,2% setelah tergelincir 0,3% pada hari Senin. Indeks USD berada di 95,303, setelah merosot ke 94,913 pada Senin, level terendah sejak akhir Agustus.
Itu terjadi karena para pedagang gugup menunggu hasil pertemuan Fed, apakah akan menaikkan suku bunga untuk kali pertama dalam hampir satu dekade. Euro diperdagangkan pada 1,1310/USD, setelah naik ke 1,1373/uSD kemarin, level tertinggi sejak 26 Agustus 2015.
(Baca: Koreksi Rupiah Diperkirakan Berlanjut)
(rna)