Mentan: El Nino Tahun Ini Lebih Parah dari 1998
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di Tanah Air tahun ini lebih parah ketimbang El Nino yang terjadi pada 1998 silam.
Dia mengatakan, gejala El Nino yang terjadi pada 1998 memang sama kuatnya dengan El Nino yang terjadi tahun ini. Namun saat ini, kekuatannya cenderung lebih besar ketimbang 1998.
"Kita melihat keadaan El Nino. Saya ulangi lagi, El Nino 1998 sama kuatnya bahkan cenderung lebih kuat tahun ini," katanya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (24/9/2015).
Kendati kekeringan yang terjadi tahun ini jauh lebih besar, namun Amran memastikan belum saatnya untuk mengimpor beras. Padahal saat gejala El Nino 1998 silam, Indonesia melakukan impor beras besar-besaran atau sekitar 7,1 juta ton.
"Sekarang sampai saat ini alhamdulillah belum ada impor. Jadi, kita mengimpor sesuai dengan kebutuhan, kita melihat situasi ke depan, El Nino ke depan," imbuh dia.
Dia menegaskan keran impor akan dibuka sesuai kebutuhan dan saat ini dirasa belum ada kebutuhan impor beras. Pasalnya, pemerintah juga harus melindungi petani lokal.
"Impor itu melemahkan petani kita kalau tidak kita butuhkan. Tapi kalau ekspor itu memperkuat petani kita. Kalau kita mengendalikan impor itu memperkuat petani kita," pungkasnya.
(Baca: Menkeu: El Nino Terparah Bakal Terjadi di Jawa)
Dia mengatakan, gejala El Nino yang terjadi pada 1998 memang sama kuatnya dengan El Nino yang terjadi tahun ini. Namun saat ini, kekuatannya cenderung lebih besar ketimbang 1998.
"Kita melihat keadaan El Nino. Saya ulangi lagi, El Nino 1998 sama kuatnya bahkan cenderung lebih kuat tahun ini," katanya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (24/9/2015).
Kendati kekeringan yang terjadi tahun ini jauh lebih besar, namun Amran memastikan belum saatnya untuk mengimpor beras. Padahal saat gejala El Nino 1998 silam, Indonesia melakukan impor beras besar-besaran atau sekitar 7,1 juta ton.
"Sekarang sampai saat ini alhamdulillah belum ada impor. Jadi, kita mengimpor sesuai dengan kebutuhan, kita melihat situasi ke depan, El Nino ke depan," imbuh dia.
Dia menegaskan keran impor akan dibuka sesuai kebutuhan dan saat ini dirasa belum ada kebutuhan impor beras. Pasalnya, pemerintah juga harus melindungi petani lokal.
"Impor itu melemahkan petani kita kalau tidak kita butuhkan. Tapi kalau ekspor itu memperkuat petani kita. Kalau kita mengendalikan impor itu memperkuat petani kita," pungkasnya.
(Baca: Menkeu: El Nino Terparah Bakal Terjadi di Jawa)
(rna)