MNC Bank Optimistis Genjot Kredit Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank siap menggenjot kredit infrastruktur dengan mengincar berbagai proyek di Jawa dan Bali. Besarnya permintaan membuat perseroan berani masuk ke proyek hotel hingga hydropower. Tidak hanya itu, perseroan juga akan menyasar kerja sama dengan developer untuk memperluas segmen KPR.
Direktur Utama MNC Bank Benny Purnomo mengemukakan pasar kredit di segmen tersebut sangat potensial. Pihaknya mematok nilai pinjaman sekitar 70-80% dari nilai aset yang dijaminkan. Kerja sama penyaluran kredit untuk hotel dilakukan dengan beberapa grup besar. Sementara untuk hydropower dilakukan dengan menyasar pembangkit berkapasitas 4-5 MW.
"Fokus kami untuk kredit infrastruktur masuk ke sektor perhotelan dan pembangkit listrik. Target kredit wholesale dapat naik Rp50 miliar tahun ini," ujar Benny di Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Untuk memperkuat amunisi kredit perseroan akan melakukan pendanaan dengan rights issue sebanyak Rp674,4 miliar. Strategi rights issue dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan asset produktif. "Dana ini cukup untuk kredit hingga awal tahun depan," katanya.
Benny mengatakan rencana rights issue telah disahkan pada rapat umum pemegang saham (RUPS) yang menyetujui penambahan modal perseroan melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bapepam IX.D.1 tentang hak memesan efek terlebih dahulu, lampiran keputusan ketua Bapepam No. KEP-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.
Dia menyebutkan, dalam Penawaran Umum Terbatas IV ini perseroan akan menerbitkan sebanyak banyaknya 6.744.407.924 saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan.
“Saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Benny.
Dana hasil PUT IV setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan asset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap memperhatikan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).
Perseroan juga telah melakukan efisiensi dengan menutup sekitar 30 cabang yang khusus berfokus di mikro dari keseluruhan cabang yang berjumlah 100 di Indonesia. Penutupan cabang dilakukan bukan karena dari pelemahan ekonomi, namun karena perusahaan ingin mengubah fokus bisnisnya dengan menghilangkan sektor mikro.
Dia mengakui, perusahaan ingin mengakselerasi pelayanan melalui teknologi. "Tahun ini kami tutup cabang sekitar 30 cabang di Indonesia, tapi yang fokusnya ke mikro, karena kami ingin fokus ke infrastruktur. Karena ke depan klik (era teknologi) lebih bagus, bagaimana klik bisa diakselerasi," tandasnya.
Baca juga:
MNC Bank Bidik Dana Rights Issue Rp674 Miliar
MNC Bank Luncurkan Mobile Banking Semester II
Direktur Utama MNC Bank Benny Purnomo mengemukakan pasar kredit di segmen tersebut sangat potensial. Pihaknya mematok nilai pinjaman sekitar 70-80% dari nilai aset yang dijaminkan. Kerja sama penyaluran kredit untuk hotel dilakukan dengan beberapa grup besar. Sementara untuk hydropower dilakukan dengan menyasar pembangkit berkapasitas 4-5 MW.
"Fokus kami untuk kredit infrastruktur masuk ke sektor perhotelan dan pembangkit listrik. Target kredit wholesale dapat naik Rp50 miliar tahun ini," ujar Benny di Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Untuk memperkuat amunisi kredit perseroan akan melakukan pendanaan dengan rights issue sebanyak Rp674,4 miliar. Strategi rights issue dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan asset produktif. "Dana ini cukup untuk kredit hingga awal tahun depan," katanya.
Benny mengatakan rencana rights issue telah disahkan pada rapat umum pemegang saham (RUPS) yang menyetujui penambahan modal perseroan melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bapepam IX.D.1 tentang hak memesan efek terlebih dahulu, lampiran keputusan ketua Bapepam No. KEP-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.
Dia menyebutkan, dalam Penawaran Umum Terbatas IV ini perseroan akan menerbitkan sebanyak banyaknya 6.744.407.924 saham biasa atas nama atau sebesar 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT IV dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan.
“Saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Benny.
Dana hasil PUT IV setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan asset produktif antara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap memperhatikan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).
Perseroan juga telah melakukan efisiensi dengan menutup sekitar 30 cabang yang khusus berfokus di mikro dari keseluruhan cabang yang berjumlah 100 di Indonesia. Penutupan cabang dilakukan bukan karena dari pelemahan ekonomi, namun karena perusahaan ingin mengubah fokus bisnisnya dengan menghilangkan sektor mikro.
Dia mengakui, perusahaan ingin mengakselerasi pelayanan melalui teknologi. "Tahun ini kami tutup cabang sekitar 30 cabang di Indonesia, tapi yang fokusnya ke mikro, karena kami ingin fokus ke infrastruktur. Karena ke depan klik (era teknologi) lebih bagus, bagaimana klik bisa diakselerasi," tandasnya.
Baca juga:
MNC Bank Bidik Dana Rights Issue Rp674 Miliar
MNC Bank Luncurkan Mobile Banking Semester II
(dmd)