Dari Hobi Gambar Karikatur Jadi Ladang Bisnis
A
A
A
MEMILIKI hobi khusus memang sebaiknya tidak disepelekan karena kadang dari hobi yang dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan baik justru bisa mendatangkan rejeki dan menjadi ladang bisnis.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Akbar Satriawan ini, misalnya. Dari hobinya yang gemar menggambar karikatur, kini justru bisa menjadi ladang penghasilan.
Pria berambut gondrong tersebut mengaplikasikan gambar-gambar karikatur hasil coretan tangannya untuk desain kaos. Hasilnya ternyata cukup digemari banyak orang, bahkan kini kaos karikatur kreasinya sudah melanglang buana ke mana-mana.
Akbar bercerita, awalnya karikatur hasil karyanya hanya diunggah di blog pribadi agar banyak orang yang tahu. Dari situ, dirinya mulai kebanjiran order untuk membuat karikatur.
“Awalnya 2011 lalu mulai serius tapi hanya untuk pembuatan karikatur,” ungkapnya, di Semarang.
Setelah merasa cukup pengalaman berbisnis, pada 2014 silam, Akbar mulai melirik untuk mengaplikasikan karya karikaturnya ke dalam desain kaos. Dengan pengalaman yang minim di bidang kaos, dia mulai mencari bahan, mendesain, menjahit dan menjualnya sendiri.
Semula dirinya hanya melirik kaos-kaos khusus untuk para backpacker. Dia menampilkan gambar simple dengan kata-kata sindiran halus yang disukai para backpacker, seperti tulisan "Anda kerja, saya libur. Anda libur, saya liburan."
”Saya tidak suka yang mainstream seperti nggandul ketenaran acara televisi, seperti My Trip My Advanture atau National Geographic,” ucapnya.
Pria kelahiran Wonosobo, 29 April 1990 tersebut memang punya idealisme soal karya. Di beberapa desain kaos miliknya, dia coba mengangkat hewan-hewan yang hampir punah dan patut dilindungi, seperti badak bercula satu.
“Desain kaos terinspirasi dari perjalanan selama backpacker-an, mengadopsi kata-kata atau gambar selama perjalanan dan lainnya,” kata penyuka backpacker ini.
Dia menuturkan, untuk kaos desainnya tidaklah diproduksi massal dalam jumlah besar. Dia hanya memproduksi sekitar 22 kaos untuk setiap desainnya.
Untuk mendesain kaos tidak selamanya berjalan mulus, Akbar mengaku sering juga kehabisan ide. Untuk menghadapi hal itu, dirinya sering membuat lomba di blog miliknya.
“Bagi yang menang berhak mendapatkan dua kaos gratis. Satu dengan desain quotes tersebut, satu lagi bebas memilih,” tutur Akbar.
Kaos-kaos produksi Akbar cukup digemari hingga saat ini, tidak hanya di Kota Semarang, namun sudah merambah ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Bahkan beberapa waktu lalu dirinya pernah mendapatkan pesanan 150 kaos untuk dikirim ke Hong Kong.
“Untuk pemasaran selain turun langsung ke lapangan seperti pada saat car free day, juga melalui online,” ungkap dia.
Dia mengaku tidak mematok harga tinggi untuk produk kaos miliknya. Akbar membanderol harga Rp55.000 untuk kaos lengan pendek, dan Rp65.000 kaos lengan panjang. “Sehari bisa tiga lusin habis,” imbuh dia.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Akbar Satriawan ini, misalnya. Dari hobinya yang gemar menggambar karikatur, kini justru bisa menjadi ladang penghasilan.
Pria berambut gondrong tersebut mengaplikasikan gambar-gambar karikatur hasil coretan tangannya untuk desain kaos. Hasilnya ternyata cukup digemari banyak orang, bahkan kini kaos karikatur kreasinya sudah melanglang buana ke mana-mana.
Akbar bercerita, awalnya karikatur hasil karyanya hanya diunggah di blog pribadi agar banyak orang yang tahu. Dari situ, dirinya mulai kebanjiran order untuk membuat karikatur.
“Awalnya 2011 lalu mulai serius tapi hanya untuk pembuatan karikatur,” ungkapnya, di Semarang.
Setelah merasa cukup pengalaman berbisnis, pada 2014 silam, Akbar mulai melirik untuk mengaplikasikan karya karikaturnya ke dalam desain kaos. Dengan pengalaman yang minim di bidang kaos, dia mulai mencari bahan, mendesain, menjahit dan menjualnya sendiri.
Semula dirinya hanya melirik kaos-kaos khusus untuk para backpacker. Dia menampilkan gambar simple dengan kata-kata sindiran halus yang disukai para backpacker, seperti tulisan "Anda kerja, saya libur. Anda libur, saya liburan."
”Saya tidak suka yang mainstream seperti nggandul ketenaran acara televisi, seperti My Trip My Advanture atau National Geographic,” ucapnya.
Pria kelahiran Wonosobo, 29 April 1990 tersebut memang punya idealisme soal karya. Di beberapa desain kaos miliknya, dia coba mengangkat hewan-hewan yang hampir punah dan patut dilindungi, seperti badak bercula satu.
“Desain kaos terinspirasi dari perjalanan selama backpacker-an, mengadopsi kata-kata atau gambar selama perjalanan dan lainnya,” kata penyuka backpacker ini.
Dia menuturkan, untuk kaos desainnya tidaklah diproduksi massal dalam jumlah besar. Dia hanya memproduksi sekitar 22 kaos untuk setiap desainnya.
Untuk mendesain kaos tidak selamanya berjalan mulus, Akbar mengaku sering juga kehabisan ide. Untuk menghadapi hal itu, dirinya sering membuat lomba di blog miliknya.
“Bagi yang menang berhak mendapatkan dua kaos gratis. Satu dengan desain quotes tersebut, satu lagi bebas memilih,” tutur Akbar.
Kaos-kaos produksi Akbar cukup digemari hingga saat ini, tidak hanya di Kota Semarang, namun sudah merambah ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Bahkan beberapa waktu lalu dirinya pernah mendapatkan pesanan 150 kaos untuk dikirim ke Hong Kong.
“Untuk pemasaran selain turun langsung ke lapangan seperti pada saat car free day, juga melalui online,” ungkap dia.
Dia mengaku tidak mematok harga tinggi untuk produk kaos miliknya. Akbar membanderol harga Rp55.000 untuk kaos lengan pendek, dan Rp65.000 kaos lengan panjang. “Sehari bisa tiga lusin habis,” imbuh dia.
(rna)