Resep Cespleng Tingkatkan Daya Beli Ala Aprindo

Selasa, 06 Oktober 2015 - 15:38 WIB
Resep Cespleng Tingkatkan...
Resep Cespleng Tingkatkan Daya Beli Ala Aprindo
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, ada beberapa langkah cespleng atau manjur untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia beberapa hari ini memang mulai membaik lantaran nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Namun, ada tiga langkah cespleng yang harus diperhatikan pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat di tengah kondisi pelemahan ekonomi dan apresiasi rupiah beberapa waktu ini.

‎"Jadi, penguatan rupiah per hari ini dan paket ketiga akan menguatkan rupiah, itu sebenarnya langkah cespleng. Tapi ada lagi yang harus dilakukan, satu bagaimana mengatur kebijakan moneter dan fiskal terkendali dengan baik. Fluktuasi rupiahnya harus tetap terjaga," kata dia di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

‎Kedua, energi bisa dihitung kembali dalam hal biaya bahan bakar minyak (BBM). Roy mengungkapkan, harga minyak dunia di awal tahun sebesar USD40/barel, sekarang menjadi USD46/barel, namun pemerintah belum juga menurunkan harga BBM.

"Menaikkan dua kali tapi belum menurunkan. Kalau itu bisa diturunkan akan meningkatkan daya beli," ujar dia.

Apalagi, beberapa waktu ini, ada isu bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menurunkan harga BBM lantaran harga minyak dunia masih terbilang murah.

Ketiga, lanjut Roy, terkait dengan suku bunga acuan (BI Rate), di mana dengan perlambatan ekonomi, BI Rate 7,5% masih cukup signifikan, namun dari kacamata pengusaha, jika diturunkan 0,5%-1% itu bisa membantu produsen dan industri.

"Kalau bisa turun 0,5% atau 1% saja, itu akan bisa membantu produsen atau industri yang pakai pinjaman bank otomatis akan berubah estimasinya. Nanti suku bunga juga akan turun kalau BI Rate turun. Jadi target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 4,9%-5,1% bisa tercapai," kata dia.

Tiga langkah cespleng tersebut merupakan saran Roy kepada pemerintah dalam mengatur kebijakan moneter dan fiskal secara maksimal, mengatur komposisi jual energi (BBM) dan BI Rate.

"Jadi tiga langkah cespleng itu langkah-langkah paling fenomenal (untuk tingkatkan daya beli). Sebenarnya pemerintah sudah tahu kalau langkah-langkah itu paling basic dan merecovery daya beli atau konsumsi masyarakat. Karena konsumsi masyarakat 54,6% dari PDB," jelasnya.

Jika konsumsi masyarakat tergerus, maka ekonomi akan terus tergerus, ditambah saat ini investasi tumbuh 30% dan pengeluaran pemerintah 8%-10% dari PDB. "Jadi konsumsi masyarakat harus dijaga dengan cespleng itu tadi dan pengaturan yang sifatnya enggak menghambat industri untuk berkembang," ujarnya.

Contohnya industri ritel, karena padat ekspansi. Mereka harus lakukan ekspansi baru tumbuh. Kalau tidak ekspansi tidak bisa tumbuh. "Jadi selain existing yang dilakukan sehari-hari, kita juga sangat harapkan debirokratisasi yang enggak menghambat ritel, supaya enggak ada pengurangan produksi dari hulu," pungkas Roy.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6774 seconds (0.1#10.140)