HT: Indonesia Hadapi Krisis Ekonomi Struktural

Selasa, 06 Oktober 2015 - 16:54 WIB
HT: Indonesia Hadapi...
HT: Indonesia Hadapi Krisis Ekonomi Struktural
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengungkapkan bahwa saat ini kondisi ekonomi di Tanah Air sedang menghadapi krisis ekonomi yang sifatnya struktural. Krisis ekonomi saat ini berbeda dengan krisis 1998.

Pasalnya, krisis yang terjadi 1998 merupakan krisis keuangan, dan hanya pengusaha kelas atas yang terkena dampaknya. Sementara krisis yang terjadi kini lebih pada persoalan struktural ‎dan dirasakan semua kalangan, baik level atas maupun masyarakat bawah. (Baca:HT: Pembangunan RI Cenderung Fokus Menengah Atas)

"‎Kalau kita lihat agak beda dengan 1998. Waktu 1998 yang kita hadapi krisis keuangan, bank banyak bermasalah. Tapi saat ini bukan krisis keuangan lagi, tapi krisis ekonomi yang sangat struktural. Semua pihak kena. Yang atas dan bawah," katanya dalam Rembuk Ekonomi Nasional Partai Perindo di XXI Club Djakarta Theatre, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Menurutnya, hari ini Indonesia sudah tidak mempunyai lagi sektor penunjang ekonomi yang bisa diharapkan. Jika pada 1970-an Indonesia masih menjadi negara produsen minyak, pada 1980 hingga 1990-an ekonomi Indonesia masih didukung dengan tumbuhnya industri dan bonus demografi, maka saat ini keuntungan tersebut sudah tidak ada lagi.

Sebab, lanjut HT, Indonesia bukan lagi negara produsen minyak, industri pun juga tak lagi menjadi kekuatan ekonomi di Tanah Air. Apalagi, saat ini harga komoditas semakin anjlok yang membuat Indonesia tidak lagi bisa mengandalkan sektor sumber daya alam (SDA).

"Hari ini kekuatan kita di 70, 80, 90 sudah tidak ada lagi. Minyak kita impor. Karena tidak dipersiapkan matang, jadi kita impor besar. Dari sisi industri bukan kekuatan kita lagi. Karena dalam perspektif kita yang sederhana saja, kita tidak menyiapkan infrastruktur dan pendidikan,"‎ tutur dia.

Bahkan, sambung CEO MNC Group ini, harga minyak dunia diperkirakan masih akan melorot hingga 2016. "Kalau sampai terjadi, ekonomi Indonesia bisa tidak lebih baik di 2016 dibanding 2015," tandasnya.

(Baca: HUT Ke-1, Partai Perindo Gelar Rembuk Ekonomi)
(izz)
Berita Terkait
Indonesia Butuh Rp47.587,3...
Indonesia Butuh Rp47.587,3 Triliun untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Bahaya! Deflasi Hantam...
Bahaya! Deflasi Hantam Ekonomi RI 5 Bulan Beruntun
Pertumbuhan Ekonomi...
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Kuartal I Tahun 2024
Dorong Industri Event...
Dorong Industri Event untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Prabowo Sering Diejek...
Prabowo Sering Diejek karena Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
Prospek Bisnis Seiring...
Prospek Bisnis Seiring Pertumbuhan Ekonomi RI
Berita Terkini
Lepas dari Middle Income...
Lepas dari Middle Income Trap, Indonesia Bisa Pakai Strategi Ini
40 menit yang lalu
China Kelabakan saat...
China Kelabakan saat Taipan Hong Kong Jual Pelabuhan Terusan Panama Rp368 T ke AS
1 jam yang lalu
Mata Uang yang Paling...
Mata Uang yang Paling Banyak Dipalsukan di Dunia, Dolar AS Jadi Target Utama
10 jam yang lalu
Jasa Raharja Berikan...
Jasa Raharja Berikan Perlindungan buat Pemudik Lebaran
10 jam yang lalu
Diskon 20% Tarif Tol...
Diskon 20% Tarif Tol Jakarta-Semarang untuk Mudik Lebaran 2025, Ini Rinciannya
10 jam yang lalu
Trump Bangun Cadangan...
Trump Bangun Cadangan Bitcoin, Indonesia Tertarik Ikuti Jejak AS?
11 jam yang lalu
Infografis
Negara Paling Korup...
Negara Paling Korup di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved