Proyek Alumina Antam Diminati Asing
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam Tedy Badrujaman mengemukakan, perusahaan teknologi pertambangan asal China sedang mengajukan tender ke proyek pabrik pemurnian atau smelter grade alumina (SGA) perseroan di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, partner secara resmi belum ada, kami akan menentukannya lagi. Proses tender, ada dari perusahaan Rusia, Timur Tengah, dan China yang ikut proses tender tersebut," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Setelah pengajuan tender tersebut, lanjut dia, perseroan akan melakukan evaluasi pada pertengahan bulan ini dari keseluruhan proposal yang masuk.
"Kita tempatkan waktu, masukan proposal dari mereka dan evaluasi di pertengahan Oktober batas waktu masukan proposal tersebut," jelas Tedy.
Menurutnya, komposisi kepemilikan atas proyek, mayoritas tetap akan berada di tangan Antam dan Inalum. Kedua perusahaan akan bersatu dengan mitra baru yang akan bergabung.
"Berapa komposisinya? kami berdua dengan Inalum mayoritas, minimal 51%. Nah Antam dengan Inalum buat join venture alliance, bersatu dengan partner tersebut," kata dia.
Menurutnya, salah satu keunggulan mitra baru tersebut, terletak pada teknologi yang belum dimiliki Antam maupun Inalum. Dengan adanya teknologi, Antam berharap proyek hilirisasi ini bisa berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan dari sisi teknis.
Perseroan mencari partner yang sudah berpengalaman di bidang teknologi hilirisasi tambang agar memuluskan pelaksanaan operasional dari proyek ini.
"Salah satu keunggulan (mitra), punya teknologi. Bingung mau mengadu ke siapa, kami ahli penyediaan bauksit ke alumina yang dilebur jadi aluminium, yang di tengah ini punya teknologi, tahu seluk-beluk permasalahan smelter grade alumina tersebut," pungkasnya.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, partner secara resmi belum ada, kami akan menentukannya lagi. Proses tender, ada dari perusahaan Rusia, Timur Tengah, dan China yang ikut proses tender tersebut," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Setelah pengajuan tender tersebut, lanjut dia, perseroan akan melakukan evaluasi pada pertengahan bulan ini dari keseluruhan proposal yang masuk.
"Kita tempatkan waktu, masukan proposal dari mereka dan evaluasi di pertengahan Oktober batas waktu masukan proposal tersebut," jelas Tedy.
Menurutnya, komposisi kepemilikan atas proyek, mayoritas tetap akan berada di tangan Antam dan Inalum. Kedua perusahaan akan bersatu dengan mitra baru yang akan bergabung.
"Berapa komposisinya? kami berdua dengan Inalum mayoritas, minimal 51%. Nah Antam dengan Inalum buat join venture alliance, bersatu dengan partner tersebut," kata dia.
Menurutnya, salah satu keunggulan mitra baru tersebut, terletak pada teknologi yang belum dimiliki Antam maupun Inalum. Dengan adanya teknologi, Antam berharap proyek hilirisasi ini bisa berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan dari sisi teknis.
Perseroan mencari partner yang sudah berpengalaman di bidang teknologi hilirisasi tambang agar memuluskan pelaksanaan operasional dari proyek ini.
"Salah satu keunggulan (mitra), punya teknologi. Bingung mau mengadu ke siapa, kami ahli penyediaan bauksit ke alumina yang dilebur jadi aluminium, yang di tengah ini punya teknologi, tahu seluk-beluk permasalahan smelter grade alumina tersebut," pungkasnya.
(izz)