USD Tertekan The Fed, Rupiah Kembali Injak Gas

Jum'at, 09 Oktober 2015 - 10:13 WIB
USD Tertekan The Fed,...
USD Tertekan The Fed, Rupiah Kembali Injak Gas
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali injak gas setelah kemarin sempat ngerem. Penguatan mata uang Garuda karena USD tertekan risalah pertemuan Federal Reserve (The Fed).

Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.460/USD. Posisi itu terapresiasi hingga 490 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.950/USD.

Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.595/USD dan pada pukul 10.00 WIB menguat ke Rp13.433/USD. Posisi tersebut membaik dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.887/USD.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.521/USD, membaik sebesar 288 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.809/US.

Sementara USD pada perdagangan Jumat di Asia berada di bawah tekanan baru setelah hasil pertemuan September Federal Reserve memperkuat keraguan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa bank sentral sangat hati-hati melakukan pengetatan moneter yang telah lama tertunda dan diantisipasi karena pembuat kebijakan ingin memastikan bahwa perlambatan ekonomi global tidak akan mengancam pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Hasil pertemuan Fed September lalu dipandang sebagai cerminan dovish, di mana pernyataan The Fed lebih hawkish disampaikan oleh sejumlah pembicara Fed pascapertemuan," kata analis di Barclays dalam sebuah catatan kepada klien, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/10/2015).

Indeks USD sempat merosot di bawah 95.000 untuk kali pertama sejak 19 September 2015, tetapi beringsut kembali ke 95,226. Itu turun 0,6% sepanjang pekan ini, mengambil kerugian selama dua pekan terakhir hingga sekitar 1,0%.

Euro terhadap USD berada di 1,1291, setelah mencapai level tertinggi tiga pekan di 1,1328, semalam. Terhadap yen, USD turun ke 119,91, tapi tetap dalam kisaran 119,00-121,00 dalam beberapa minggu terakhir.

Mata uang komoditas menjadi pemenang, dengan dolar Australia dan Selandia Baru di ambang level tertinggi baru. Aussie diperdagangkan di 0,7254/USD dan dolar Selandia Baru berada di 0,6660/USD.

Baca:

Rupiah Diprediksi Miliki Potensi Menguat

Ringgit Menuju Kenaikan Mingguan Terbesar Sejak 1998
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0646 seconds (0.1#10.140)