Jawa Barat Kontributor Ekspor Terbesar hingga September
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, Provinsi Jawa Barat menjadi kontributor terbesar dari total ekspor nasional periode Januari-September 2015, dengan nilai ekspor USD19,28 miliar atau 16,76%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, selain Jawa Barat, ada pula provinsi lain yang turut menunjang nilai ekspor Indonesia dan angkanya tetap stabil dari sebelumnya, yaitu Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
"Ekspor Kalimantan Timur sebesar USD14,2 miliar atau 12,39% dan Jawa Timur USD12,7 miliar atau 11,10%. Jadi tiga provinsi ini punya potensi yang besar untuk menggerakkan neraca perdagangan kita ke arah yang positif. Jika pemerintah melihat potensi ini, maka pemerintah juga bisa menggenjot provinsi-provinsi lain untuk mendongkrak potensinya," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/10/2015)
Ketiga provinsi tersebut, Suryamin menjelaskan, memberikan kontribusi hingga mencapai 40,25% dari seluruh ekspor nasional. Selain tiga provinsi tersebut, masih ada beberapa lainnya yang ekspornya menunjukkan angka konsisten, termasuk DKI Jakarta.
"Jadi, selain Jawa Barat, Kalimantan Timur dan Jawa Timur, juga Riau sebesar USD 10,9 miliar, DKI Jakarta USD8,9 miliar dan Kepulauan Riau sebesar USD7,8 miliar," imbuhnya.
Sedangkan untuk beberapa wilayah di kawasan Indonesia tengah ternyata mengalami peningkatan ekspor yang tajam karena hasil buminya. Nusa Tenggara Barat (NTB) secara year on year meningkat cukup tajam pada September ini dibandingkan tahun lalu. Suryamin menjelaskan, peningkatan itu didukung adanya peningkatan ekspor biji tembaga.
"Karena di sana ada Newmont juga ya. Ini bisa berpotensi untuk meningkatkan devisa, apalagi kalau smelter-nya sudah semakin maju. Selain itu, Sulawesi Tengah, ekspor nikelnya pun meningkat cukup tajam karena dia daerah baru yang punya potensi mineral," ujarnya.
Sedangkan di Gorontalo sebagai ekspor jagung mengalami peningkatan sangat besar dibanding tahun lalu, yakni mencapai 400,64%. (Baca: Neraca Perdagangan September Surplus Meski Ekspor-Impor Susut)
Kepala BPS Suryamin mengatakan, selain Jawa Barat, ada pula provinsi lain yang turut menunjang nilai ekspor Indonesia dan angkanya tetap stabil dari sebelumnya, yaitu Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
"Ekspor Kalimantan Timur sebesar USD14,2 miliar atau 12,39% dan Jawa Timur USD12,7 miliar atau 11,10%. Jadi tiga provinsi ini punya potensi yang besar untuk menggerakkan neraca perdagangan kita ke arah yang positif. Jika pemerintah melihat potensi ini, maka pemerintah juga bisa menggenjot provinsi-provinsi lain untuk mendongkrak potensinya," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/10/2015)
Ketiga provinsi tersebut, Suryamin menjelaskan, memberikan kontribusi hingga mencapai 40,25% dari seluruh ekspor nasional. Selain tiga provinsi tersebut, masih ada beberapa lainnya yang ekspornya menunjukkan angka konsisten, termasuk DKI Jakarta.
"Jadi, selain Jawa Barat, Kalimantan Timur dan Jawa Timur, juga Riau sebesar USD 10,9 miliar, DKI Jakarta USD8,9 miliar dan Kepulauan Riau sebesar USD7,8 miliar," imbuhnya.
Sedangkan untuk beberapa wilayah di kawasan Indonesia tengah ternyata mengalami peningkatan ekspor yang tajam karena hasil buminya. Nusa Tenggara Barat (NTB) secara year on year meningkat cukup tajam pada September ini dibandingkan tahun lalu. Suryamin menjelaskan, peningkatan itu didukung adanya peningkatan ekspor biji tembaga.
"Karena di sana ada Newmont juga ya. Ini bisa berpotensi untuk meningkatkan devisa, apalagi kalau smelter-nya sudah semakin maju. Selain itu, Sulawesi Tengah, ekspor nikelnya pun meningkat cukup tajam karena dia daerah baru yang punya potensi mineral," ujarnya.
Sedangkan di Gorontalo sebagai ekspor jagung mengalami peningkatan sangat besar dibanding tahun lalu, yakni mencapai 400,64%. (Baca: Neraca Perdagangan September Surplus Meski Ekspor-Impor Susut)
(rna)