USD Datar terhadap Yen, Rupiah Berakhir Rebound
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berhasil balik arah (rebound) tipis, di tengah mendatarnya USD terhadap yen pascarilis data ekonomi China kuartal III.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.515/USD, dengan kisaran harian Rp13.421-Rp13.620/USD. Posisi itu terapresiasi 10 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.525/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.517/USD. Posisi tersebut membaik 23 poin dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.540/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.548/USD, positif 14 poin dibanding sebelumnya pada level Rp13.562/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.563/USD, merosot sebesar 31 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.534/US.
Sementara USD menguat terhadap euro tapi mendatar terhadap yen. Euro diperdagangkan dekat level terendah 10 hari terhadap USD pada hari ini karena investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB), di mana stimulus lebih lanjut bisa diumumkan untuk meningkatkan inflasi di zona Eropa.
Meskipun sebagian besar pedagang dan analis memperhitungkan ECB akan menunggu sampai pertemuan Desember untuk mengumumkan sesuatu yang baru, mereka melihat risiko bahwa langkah-langkah pelonggaran tambahan dapat diumumkan Kamis ini.
Euro turun ke 1,1340/USD, dekat dengan level terendah pada Jumat lalu di 1,1335, terlemah sejak 9 Oktober 2015.
"Dasar kami adalah bahwa (ECB) mengumumkan perpanjangan program pembelian aset pada bulan Desember, tapi kami melihat risiko nyata bahwa mereka juga bisa melakukannya pada pertemuan ini, sehingga dari perspektif valuta asing, kami pikir itu masuk akal untuk mempengaruhi euro dalam jangka pendek menjelang pertemuan itu," kata ahli strategi mata uang BNP Paribas Sam Lynton-Brown, seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/10/2015).
Dolar Australia menguat 0,4% terhadap USD setelah data ekonomi dari China menunjukkan pertumbuhan di bawah target untuk kali pertama sejak 2009, sedikit lebih baik dari estimasi ekonom.
Terhadap yen, USD mendatar di 119,34, setelah berada di level 119,15. (Baca: Perekonomian China Kuartal III Tumbuh Lampaui Perkiraan)
Baca:
Rupiah Siang Ini Negatif, IHSG Berakhir Positif
USD Stabil terhadap Yen, Rupiah Dibuka Lemas
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.515/USD, dengan kisaran harian Rp13.421-Rp13.620/USD. Posisi itu terapresiasi 10 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.525/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.517/USD. Posisi tersebut membaik 23 poin dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.540/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.548/USD, positif 14 poin dibanding sebelumnya pada level Rp13.562/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.563/USD, merosot sebesar 31 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.534/US.
Sementara USD menguat terhadap euro tapi mendatar terhadap yen. Euro diperdagangkan dekat level terendah 10 hari terhadap USD pada hari ini karena investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB), di mana stimulus lebih lanjut bisa diumumkan untuk meningkatkan inflasi di zona Eropa.
Meskipun sebagian besar pedagang dan analis memperhitungkan ECB akan menunggu sampai pertemuan Desember untuk mengumumkan sesuatu yang baru, mereka melihat risiko bahwa langkah-langkah pelonggaran tambahan dapat diumumkan Kamis ini.
Euro turun ke 1,1340/USD, dekat dengan level terendah pada Jumat lalu di 1,1335, terlemah sejak 9 Oktober 2015.
"Dasar kami adalah bahwa (ECB) mengumumkan perpanjangan program pembelian aset pada bulan Desember, tapi kami melihat risiko nyata bahwa mereka juga bisa melakukannya pada pertemuan ini, sehingga dari perspektif valuta asing, kami pikir itu masuk akal untuk mempengaruhi euro dalam jangka pendek menjelang pertemuan itu," kata ahli strategi mata uang BNP Paribas Sam Lynton-Brown, seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/10/2015).
Dolar Australia menguat 0,4% terhadap USD setelah data ekonomi dari China menunjukkan pertumbuhan di bawah target untuk kali pertama sejak 2009, sedikit lebih baik dari estimasi ekonom.
Terhadap yen, USD mendatar di 119,34, setelah berada di level 119,15. (Baca: Perekonomian China Kuartal III Tumbuh Lampaui Perkiraan)
Baca:
Rupiah Siang Ini Negatif, IHSG Berakhir Positif
USD Stabil terhadap Yen, Rupiah Dibuka Lemas
(rna)