Laba Bersih Bank Permata Turun 24%

Sabtu, 31 Oktober 2015 - 17:24 WIB
Laba Bersih Bank Permata Turun 24%
Laba Bersih Bank Permata Turun 24%
A A A
JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp938 miliar, atau turun 24% dibanding periode sama tahun lalu.

Sementara, pendapatan operasional (konsolidasi dan tidak diaudit) dalam periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2015 meningkat 19% year-on-year (yoy) menjadi Rp6,34 triliun dari Rp5,32 triliun dalam periode sama pada 2014.

"Kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan terus berdampak pada kualitas aset Bank, sehingga menyebabkan peningkatan berlanjut pada rasio NPL Gross dan Net masing-masing menjadi 2,50% dan 1,33% pada 30 September 2015 dari 1,44% dan 0,75% di tahun sebelumnya," kata Direktur Keuangan Bank Permata Sandeep Jain, Sabtu (31/10/2015).

Dia melanjutkan, mengingat penurunan berkelanjutan pada kondisi ekonomi makro, Bank Permata mengalami tekanan portofolio signifikan dalam kuartal ketiga. Beban pencadangan (provision expense) naik 226% yoy menjadi Rp1,64 triliun.

Situasi tersebut diperkirakan akan terus berlanjut pada kuartal keempat. PermataBank telah menanggapi kondisi ini dengan mengelola neraca secara hati-hati.

Total aset per 30 September 2015 mencapai Rp194 triliun, naik 5% yoy dari Rp185 triliun pada tahun sebelumnya, terutama didorong pertumbuhan kredit secara konservatif hanya 2% yoy menjadi Rp133 triliun pada akhir September 2015.

Sementara, pertumbuhan kredit ini didorong segmen kredit automotif di bawah program Joint Finance, bisnis UKM dan local serta middle market corporates ditopang produk Trade Finance dan produk-produk pinjaman.

Dia mengungkapkan, pihaknya terus mengelola likuiditasnya dengan baik dan mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga 2% yoy menjadi Rp151 triliun, sehingga menghasilkan rasio Loan-to-Deposit (LDR) stabil di level 88%.

Pendapatan operasional perseroan naik 19% secara yoy didorong pertumbuhan sehat pada pendapatan bunga bersih dan pertumbuhan yang baik di pendapatan berbasis biaya (Fee Based income).

Selain itu, pendapatan bunga bersih tumbuh ke Rp4,91 triliun dari Rp4,10 triliun (20% yoy) setahun sebelumnya dari peningkatan margin bunga bersih sementara Fee Based income naik menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,22 triliun (18% yoy) setahun sebelumnya terutama didorong kinerja bancassurance, trade finance, kegiatan treasury dan dampak penyertaan modal di PT Astra Sedaya Finance.

Dia mengatakan, kuartal III/2015 masa sulit mengingat industri perbankan menghadapi dinamika tantangan berupa pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, penurunan tingkat konsumsi dan ketidakpastian geo-politik dan ekonomi makro.

"Kinerja PermataBank dipengaruhi penurunan kualitas aset sehingga kami membukukan beban pencadangan kredit (loan impairment charges) yang lebih tinggi sebagai akibat dari penurunan dalam siklus ekonomi," jelas dia.

Menurut Sandeep, perseroan akan terus memperketat standar underwriting dan secara proaktif memonitor nasabah dalam sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum.

"Kami melihat risiko downside yang lebih lanjut dalam kuartal keempat dan pengelolaan NPL tetap merupakan tantangan terbesar ke depan terhadap profitabilitas Bank," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9161 seconds (0.1#10.140)