Ekspor Korsel Catat Penurunan Bulanan Tercepat Sejak 2009
A
A
A
SEOUL - Ekspor Korea Selatan (Korsel) mencatat penurunan bulanan tercepat dalam lebih dari enam tahun atau sejak 2009 pada Oktober, meningkatkan kekhawatiran terhadap kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan.
Dikutip dari Xinhua, Departemen Perdagangan, Industri dan Energi Korsel menyatakan, ekspor Korsel pada Oktober anjlok 15,8% dari tahun sebelumnya menjadi USD43,47 miliar, setelah turun 8,3% pada September.
Angka tersebut menandai penurunan bulanan tercepat dalam lebih dari enam tahun sejak terjun 20,9% pada Agustus 2009 ketika krisis keuangan global memuncak.
Laju ekspor melambat dari 11% pada Mei menjadi 2,6% pada Juni, tapi rebound menjadi 14,9% pada Agustus dan 8,3% pada September. Sementara impor merosot 16,6% dari tahun sebelumnya menjadi USD36,78 miliar pada Oktober, setelah terjun 21,8% pada September.
Penurunan cepat terjadi pada impor daripada ekspor tersebut membuat surplus perdagangan Oktober menjadi USD6,69 miliar, mempertahankan tren surplus 45 bulan berturut-turut sejak Februari 2012.
Tren ekspor dan impor terus menurun selama 10 bulan pertama tahun ini, menurunkan kemungkinan bahwa volume perdagangan negara itu dari rekornya sebesar USD1 triliun pada 2015. Selama periode Januari-Oktober, volume perdagangan mencapai Korsel USD807,8 miliar.
Dalam hal volume ekspor, pengiriman keluar menyusut 9,4% pada Oktober dari tahun sebelumnya, menandai penurunan pertama dalam lima bulan.
Pengiriman barang ekspor utama, termasuk perangkat mobile, menurun bulan lalu. Ekspor petrokimia dan produk minyak masing-masing anjlok 31,6% dan 44,9%, di tengah susutnya harga minyak mentah dan renovasi fasilitas.
Ekspor kapal jatuh 63,7% pada Oktober dari tahun sebelumnya. Ekspor mobil turun 1,3% karena melemahnya permintaan dari pasar negara berkembang, dan pengiriman baja menyusut 29,6% karena harga produk yang lebih rendah.
Sementara ekspor semikonduktor mundur 7% karena permintaan melemah untuk memori dalam bentuk chip, dan permintaan untuk mesin dan tampilan panel masing-masing menurun 3,7% dan 9,7%. Ekspor perangkat telekomunikasi, termasuk smartphone melonjak 42,1% pada Oktober didukung peluncuran model smartphone terbaru.
Berdasarkan wilayah, ekspor ke China sebagai mitra dagang terbesar Korea Selatan, tenggelam 8%, ke Amerika Serikat anjlok 11,4%, dan ke Uni Eropa turun 12,5% pada Oktober setelah meningkat 19,7% pada September.
Impor barang modal dan konsumsi masing-masing melonjak 20,9% dan 13,8% pada bulan lalu, tetapi impor bahan baku merosot 29%, di tengah turunnya harga komoditas.
Dikutip dari Xinhua, Departemen Perdagangan, Industri dan Energi Korsel menyatakan, ekspor Korsel pada Oktober anjlok 15,8% dari tahun sebelumnya menjadi USD43,47 miliar, setelah turun 8,3% pada September.
Angka tersebut menandai penurunan bulanan tercepat dalam lebih dari enam tahun sejak terjun 20,9% pada Agustus 2009 ketika krisis keuangan global memuncak.
Laju ekspor melambat dari 11% pada Mei menjadi 2,6% pada Juni, tapi rebound menjadi 14,9% pada Agustus dan 8,3% pada September. Sementara impor merosot 16,6% dari tahun sebelumnya menjadi USD36,78 miliar pada Oktober, setelah terjun 21,8% pada September.
Penurunan cepat terjadi pada impor daripada ekspor tersebut membuat surplus perdagangan Oktober menjadi USD6,69 miliar, mempertahankan tren surplus 45 bulan berturut-turut sejak Februari 2012.
Tren ekspor dan impor terus menurun selama 10 bulan pertama tahun ini, menurunkan kemungkinan bahwa volume perdagangan negara itu dari rekornya sebesar USD1 triliun pada 2015. Selama periode Januari-Oktober, volume perdagangan mencapai Korsel USD807,8 miliar.
Dalam hal volume ekspor, pengiriman keluar menyusut 9,4% pada Oktober dari tahun sebelumnya, menandai penurunan pertama dalam lima bulan.
Pengiriman barang ekspor utama, termasuk perangkat mobile, menurun bulan lalu. Ekspor petrokimia dan produk minyak masing-masing anjlok 31,6% dan 44,9%, di tengah susutnya harga minyak mentah dan renovasi fasilitas.
Ekspor kapal jatuh 63,7% pada Oktober dari tahun sebelumnya. Ekspor mobil turun 1,3% karena melemahnya permintaan dari pasar negara berkembang, dan pengiriman baja menyusut 29,6% karena harga produk yang lebih rendah.
Sementara ekspor semikonduktor mundur 7% karena permintaan melemah untuk memori dalam bentuk chip, dan permintaan untuk mesin dan tampilan panel masing-masing menurun 3,7% dan 9,7%. Ekspor perangkat telekomunikasi, termasuk smartphone melonjak 42,1% pada Oktober didukung peluncuran model smartphone terbaru.
Berdasarkan wilayah, ekspor ke China sebagai mitra dagang terbesar Korea Selatan, tenggelam 8%, ke Amerika Serikat anjlok 11,4%, dan ke Uni Eropa turun 12,5% pada Oktober setelah meningkat 19,7% pada September.
Impor barang modal dan konsumsi masing-masing melonjak 20,9% dan 13,8% pada bulan lalu, tetapi impor bahan baku merosot 29%, di tengah turunnya harga komoditas.
(rna)