BPS Yakin Impor Bisa Tekan Harga Beras
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Distribusi Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadiwibowo mengatakan, impor beras yang akan dilakukan pemerintah Indonesia akan menekan harga beras yang tinggi. Sehingga meskipun panen sedikit, harganya bisa tertolong karena impor.
Meskipun ada kenaikan, Sasmito menyatakan jika masih di bawah 1% sudah merupakan hal bagus, karena selama setahun ini, sudah naik 12%.
"Kalau enggak impor, harga beras bisa lebih tinggi. Sehingga walaupun naik, masih di bawah 1% kenaikan satu bulan ini. Karena beras selama setahun sudah naik 12%. Kalau dijaga kenaikannya di bawah 1% saja sudah bagus," kata dia di Jakarta, Senin (2/11/2015).
Menurutnya, untuk November-Desember sulit jika harga beras turun, karena tidak pernah terjadi penurunan di bulan-bulan tersebut.
"Susah harga beras kalau November-Desember bisa turun, susah. Paling dijaga supaya inflasi berasnya kecil. Karena enggak pernah terjadi penurunan harga beras di bulan itu," katanya.
Meskipun ada panen setiap bulan, namun itu tidak menjamin harga akan aman. Karena panen sedikit jumlahnya. Sedangkan puncak panen terjadi di Februari-Maret dan Agustus-September.
"Jadi meski panen ada setiap bulan, jumlahnya sedikit, tapi harganya masih relatif tinggi, paling menjaga supaya enggak naik terlalu tajam harga berasnya kalau kita impor. Karena biaya produksi di dalam negeri bukan di puncak panen," tandas dia.
Meskipun ada kenaikan, Sasmito menyatakan jika masih di bawah 1% sudah merupakan hal bagus, karena selama setahun ini, sudah naik 12%.
"Kalau enggak impor, harga beras bisa lebih tinggi. Sehingga walaupun naik, masih di bawah 1% kenaikan satu bulan ini. Karena beras selama setahun sudah naik 12%. Kalau dijaga kenaikannya di bawah 1% saja sudah bagus," kata dia di Jakarta, Senin (2/11/2015).
Menurutnya, untuk November-Desember sulit jika harga beras turun, karena tidak pernah terjadi penurunan di bulan-bulan tersebut.
"Susah harga beras kalau November-Desember bisa turun, susah. Paling dijaga supaya inflasi berasnya kecil. Karena enggak pernah terjadi penurunan harga beras di bulan itu," katanya.
Meskipun ada panen setiap bulan, namun itu tidak menjamin harga akan aman. Karena panen sedikit jumlahnya. Sedangkan puncak panen terjadi di Februari-Maret dan Agustus-September.
"Jadi meski panen ada setiap bulan, jumlahnya sedikit, tapi harganya masih relatif tinggi, paling menjaga supaya enggak naik terlalu tajam harga berasnya kalau kita impor. Karena biaya produksi di dalam negeri bukan di puncak panen," tandas dia.
(izz)