Gabung TPP, Indonesia Tak Banyak Diuntungkan

Selasa, 03 November 2015 - 15:17 WIB
Gabung TPP, Indonesia Tak Banyak Diuntungkan
Gabung TPP, Indonesia Tak Banyak Diuntungkan
A A A
JAKARTA - Guru Besar Hukum Ekonomi Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai, Indonesia tidak akan banyak diuntungkan jika bergabung dalam perjanjian Trans-Pacific Partnership (TPP) seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia menjelaskan, Indonesia pasar besar dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Sayangnya, Indonesia bukan tempat produksi ideal bagi para penanam modal mancanegara. (Baca: Darmin Sebut RI Tak Akan Masuk TPP Sekarang).

"Iklim investasi di Indonesia juga banyak dikeluhkan lantaran tidak kondusif karena minimnya sumber daya manusia (SDM) yang berpendidikan dan terampil," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Selain itu, tidak adanya kepastian berusaha dan kepastian hukum di Tanah Air lantaran kebijakan pemerintah yang kerap berubah-ubah dan lembaga peradilan yang tidak bercirikan pada putusan yang dapat diprediksi.

"Kurangnya realisasi tawaran yang menarik, infrastruktur yang tidak memadai, birokrasi yang tidak bersih, serta penegakan hukum yang masih lemah juga menjadi persoalan serius yang terjadi pada iklim investasi Tanah Air," terang dia.

Menurutnya, pelaku usaha yang tergabung dalam perjanjian lintas pasifik tersebut hanya akan melihat Indonesia sebagai pasar, namun mereka tidak tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Maka, negara seperti Indonesia tidak ada korelasi antara pasar besar dan menjanjikan keuntungan dengan pembukaan lapangan kerja.

"Mereka akan lebih suka menjadikan Vietnam atau Singapura sebagai tempat produksi dan menjadi markas dalam mengendalikan ekspansi ke Indonesia. Makanya, Indonesia tidak akan banyak diuntungkan dengan masuk TPP," tandas Hikmahanto.

Baca Juga:

Minat Masuk TPP, RI Khawatirkan Kekuatan Vietnam

Menlu Masih Tunggu Dokumen Kelompok Kerja Sama TPP

Ini Saran SBY Sebelum RI Gabung TPP
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8767 seconds (0.1#10.140)