Rupiah Diperkirakan Masih Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan laju rupiah pada hari ini masih tertekan.
"Mulai adanya sentimen negatif berimbas pada terpatahkannya tren kenaikan rupiah yang telah terbentuk dalam beberapa hari sebelumnya," ujar dia di Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Reza menyampaikan, apalagi jika data-data yang akan dirilis maupun sentimen yang keluar tidak memberikan sentimen positif ke pasar, maka dapat mengkonfirmasi pelemahan lanjutan.
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) akan berada pada rentang Rp13.513-Rp13.612/USD.
Sementara rilis pertumbuhan ekonomi RI sebesar 4,73% secara YoY dan 3,21% secara QoQ di anggap masih di bawah estimasi yang menunjukan ekonomi Indonesia masih mengalami perlambatan.
"Penurunan daya beli masyarakat sepanjang 2015 hingga kuartal ketiga, belum meningkat signifikannya nilai ekspor," jelas Reza.
Selain itu, masih lambatnya penyerapan anggaran yang berujung pada realisasi program-program pembangunan di pusat maupun daerah memberikan kontribusi perlambatan ekonomi secara nasional. "Akibatnya laju rupiah kemarin pun berbalik melemah," pungkasnya.
"Mulai adanya sentimen negatif berimbas pada terpatahkannya tren kenaikan rupiah yang telah terbentuk dalam beberapa hari sebelumnya," ujar dia di Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Reza menyampaikan, apalagi jika data-data yang akan dirilis maupun sentimen yang keluar tidak memberikan sentimen positif ke pasar, maka dapat mengkonfirmasi pelemahan lanjutan.
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) akan berada pada rentang Rp13.513-Rp13.612/USD.
Sementara rilis pertumbuhan ekonomi RI sebesar 4,73% secara YoY dan 3,21% secara QoQ di anggap masih di bawah estimasi yang menunjukan ekonomi Indonesia masih mengalami perlambatan.
"Penurunan daya beli masyarakat sepanjang 2015 hingga kuartal ketiga, belum meningkat signifikannya nilai ekspor," jelas Reza.
Selain itu, masih lambatnya penyerapan anggaran yang berujung pada realisasi program-program pembangunan di pusat maupun daerah memberikan kontribusi perlambatan ekonomi secara nasional. "Akibatnya laju rupiah kemarin pun berbalik melemah," pungkasnya.
(izz)