Minyak Mentah AS Memanas Dipicu Menguatnya USD
A
A
A
SINGAPURA - Minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) memanas pada hari ini setelah jatuh 2% pada sesi sebelumnya karena dolar AS (USD) menguat didukung kuatnya data ketenagakerjaan AS, sehingga meningkatkan spekulasi kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah AS untuk pengiriman Desember naik 14 sen ke USD44,43/barel pada pagi ini setelah menyentuh level terendah 1,5 pekan di USD43,83. Sedangkan minyak mentah Brent naik 10 sen menjadi USD47,52 per barel setelah koreksi tiga hari.
Jumlah tenaga kerja AS naik 271.000 pada bulan lalu, jauh melebihi perkiraan ekonom sebanyak 180.000. Ini adalah kenaikan bulanan terbesar sejak Desember 2014, dengan tingkat pengangguran di level terendah sejak April 2008. Menurut FedWatch CME Group, bank sentral AS akan menaikkan biaya pinjaman pada bulan depan.
Sementara itu, angka perdagangan China di bawah ekspektasi analis dengan margin yang lebar pada Oktober, memperkuat pandangan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut harus berbuat lebih banyak untuk merangsang permintaan domestik.
Adapun diskon untuk minyak mentah berjangka AS jatuh ke level terendah dalam enam bulan pada hari Jumat karena para pedagang melakukan aksi jual untuk Desember di tengah indikasi bearish di pasar minyak mentah fisik.
Sementara USD tetap tinggi di perdagangan Asia, setelah melonjak ke level tertinggi hampir tujuh bulan terhadap sekeranjang mata uang karena kuatnya data pekerjaan AS, mendorong lebih banyak investor berspekulasi bahwa suku bunga akan naik.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah AS untuk pengiriman Desember naik 14 sen ke USD44,43/barel pada pagi ini setelah menyentuh level terendah 1,5 pekan di USD43,83. Sedangkan minyak mentah Brent naik 10 sen menjadi USD47,52 per barel setelah koreksi tiga hari.
Jumlah tenaga kerja AS naik 271.000 pada bulan lalu, jauh melebihi perkiraan ekonom sebanyak 180.000. Ini adalah kenaikan bulanan terbesar sejak Desember 2014, dengan tingkat pengangguran di level terendah sejak April 2008. Menurut FedWatch CME Group, bank sentral AS akan menaikkan biaya pinjaman pada bulan depan.
Sementara itu, angka perdagangan China di bawah ekspektasi analis dengan margin yang lebar pada Oktober, memperkuat pandangan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut harus berbuat lebih banyak untuk merangsang permintaan domestik.
Adapun diskon untuk minyak mentah berjangka AS jatuh ke level terendah dalam enam bulan pada hari Jumat karena para pedagang melakukan aksi jual untuk Desember di tengah indikasi bearish di pasar minyak mentah fisik.
Sementara USD tetap tinggi di perdagangan Asia, setelah melonjak ke level tertinggi hampir tujuh bulan terhadap sekeranjang mata uang karena kuatnya data pekerjaan AS, mendorong lebih banyak investor berspekulasi bahwa suku bunga akan naik.
(rna)