Paket Kebijakan Ekonomi Lanjutan Diperlukan
A
A
A
JAKARTA - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, diperlukan paket kebijakan ekonomi lanjutan setelah paket kebijakan ekonomi jilid I-VI.
“(Paket ekonomi lanjutan) Dalam arti pendalaman iya (diperlukan). Paket-paket yang ada itu membuat jangkarnya, tetapi pendalaman itu perlu dilakukan. Implementasinya bagaimana, action play-nya bagaimana, itu juga perlu didefiniskan,” kata dia, seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Ssabtu (14/11/2015).
Menurut Ari paket kebijakan ekonomi itu harus makro terlebih dahulu. Jadi, kata dia, harus besarnya dulu sebagai payung, baru kemudian implementasinya menyusul.
“Tapi selanjutnya, paket ekonomi lebih ke mikro. Lebih ke action plan," ujarnya.
Dia mencontohkan, bagaimana jumlah tenaga kerja yang di Jawa itu bisa diserap dengan industriliaslisasi yang padat karya. Salah satunya dengan menarik industri-industri padat karya dari China atau dari tempat-tempat lain yang ingin beroperasi di Indonesia karena di daerah asalnya sudah terlalu mahal.
Karena itu, dia menuturkan, Indonesia harus sudah siap lahan, logistik, dan apakah pelabuhan atau kereta api cukup efisien dan jam kerjanya sama dengan SMK.
"Itu semua adalah mikro, SMK itu pendidikan, logistik dan segala macam infrastruktur itu pekerjaan umum. Jadi intinya itu makro, jangka pendek, menengah, jangka panjang, mikro," tutur dia.
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa kebijakan tersebut harus dilakukan berdasarkan skala prioritasnya, diutamakan yang paling mendesak terlebih dulu.
"Payung makro lalu pelan-pelan bergerak ke arah implementasi, dan terakhir adalah struktur. Jadi, itu yang akan dilakukan pemerintah dalam beberapa waktu ke depan,” terang Ari.
Saat disingung kapan kebijakan jangka panjang akan dikeluarkan, Ari meyakini, mungkin dalam waktu dekat, bisa akhir tahun ini atau tahun depan. Tapi intinya, dia mengatakan bahwa kebijakan jangka panjang itu sifatnya fundamental, sehingga perlu ada persiapan mendalam.
"Karena mikro itu lebih njelimet, jadi kita harus lebih banyak melakukan banyak kajian," imbuh dia.
Sementara mengenai kesiapan tenaga kerja, Ari mengatakan, Indonesia harus meningkatkan keterampilan dan faktor yang mendukung lulusan SMK di dunia kerja. Dia mengaku bahwa luluasan SMK secara keterampilan bagus tetapi alat-alat pendukung keterampilan yang digunakan tidak mengikuti perkembangan zaman.
“(Paket ekonomi lanjutan) Dalam arti pendalaman iya (diperlukan). Paket-paket yang ada itu membuat jangkarnya, tetapi pendalaman itu perlu dilakukan. Implementasinya bagaimana, action play-nya bagaimana, itu juga perlu didefiniskan,” kata dia, seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Ssabtu (14/11/2015).
Menurut Ari paket kebijakan ekonomi itu harus makro terlebih dahulu. Jadi, kata dia, harus besarnya dulu sebagai payung, baru kemudian implementasinya menyusul.
“Tapi selanjutnya, paket ekonomi lebih ke mikro. Lebih ke action plan," ujarnya.
Dia mencontohkan, bagaimana jumlah tenaga kerja yang di Jawa itu bisa diserap dengan industriliaslisasi yang padat karya. Salah satunya dengan menarik industri-industri padat karya dari China atau dari tempat-tempat lain yang ingin beroperasi di Indonesia karena di daerah asalnya sudah terlalu mahal.
Karena itu, dia menuturkan, Indonesia harus sudah siap lahan, logistik, dan apakah pelabuhan atau kereta api cukup efisien dan jam kerjanya sama dengan SMK.
"Itu semua adalah mikro, SMK itu pendidikan, logistik dan segala macam infrastruktur itu pekerjaan umum. Jadi intinya itu makro, jangka pendek, menengah, jangka panjang, mikro," tutur dia.
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa kebijakan tersebut harus dilakukan berdasarkan skala prioritasnya, diutamakan yang paling mendesak terlebih dulu.
"Payung makro lalu pelan-pelan bergerak ke arah implementasi, dan terakhir adalah struktur. Jadi, itu yang akan dilakukan pemerintah dalam beberapa waktu ke depan,” terang Ari.
Saat disingung kapan kebijakan jangka panjang akan dikeluarkan, Ari meyakini, mungkin dalam waktu dekat, bisa akhir tahun ini atau tahun depan. Tapi intinya, dia mengatakan bahwa kebijakan jangka panjang itu sifatnya fundamental, sehingga perlu ada persiapan mendalam.
"Karena mikro itu lebih njelimet, jadi kita harus lebih banyak melakukan banyak kajian," imbuh dia.
Sementara mengenai kesiapan tenaga kerja, Ari mengatakan, Indonesia harus meningkatkan keterampilan dan faktor yang mendukung lulusan SMK di dunia kerja. Dia mengaku bahwa luluasan SMK secara keterampilan bagus tetapi alat-alat pendukung keterampilan yang digunakan tidak mengikuti perkembangan zaman.
(rna)