Konsorsium Bank BUMN Akuisisi Operator ATM Bersama Awal 2016
A
A
A
JEPARA - Empat bank badan usaha milik negera (BUMN), yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN akan membentuk konsorsium guna mengakuisisi Artajasa selaku operator mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bersama pada Januari 2016.
"Target akuisisi kuartal I/2016, ya bisa Januari, sekitar segitu, kita harap Januari," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jepara, Jawa Tengah, belum lama ini.
Dia menerangkan, kendala proses akuisisi Artajasa, yakni masih harus ada evaluasi dahulu berapa persen saham yang akan dilepas kepada konsorsium bank pelat merah.
"Kendala akuisisi kan harus due dilligence dulu. Evaluasi berapa, kita nanya ke sana, mereka mau lepas berapa, kita mau berapa. Bukan susah akuisisi tapi belum ketemu, susah sih enggak," katanya.
Persentase pelepasan saham itu, Asmawi menjelaskan, masih belum tuntas karena masih menghitung angka valuasi yang ada melalui konsultan yang ditunjuk oleh Bank Mandiri.
"Belum berubah persentase, belum tuntas, gunakan konsultan independen. Kita kelola, bukan terkait hanya teknis tapi finansial, valuasi harga saham, siapa yang mau jual, siapa yang mau terdilusi," jelas dia.
Semua negosiasi itu diserahkan kepada pihak konsultan tersebut dan hasilnya akan diberitahukan kepada keempat bank BUMN untuk ditindaklanjuti.
"Yang bicara konsultan dulu, kita belum bicara dengan Artajasa. Konsultan lihat ambil berapa porsi, intern juga bicara, apa porsi berempat akan sama atau ada yang mau ambil lebih besar," tuturnya.
Sementara dari Artajasa, Asmawi menjelaskan, pasti memiliki keinginan yang lain. Oleh karena itu, negosiasi masih belum selesai hingga saat ini.
"Di sisi mereka lain lagi, mereka mau lepas berapa. Negosiasi lagi dan itu digunakan konsul supaya kita lihatnya lebih adil seperti apa, di sana juga bisa pakai konsultan," jelas dia.
Adapun Asmawi menginginkan konsorsium bank BUMN dapat membeli saham Artajasa lebih dari 50%. "Kalau kita ingin sebanyak-banyaknya tapi di sana mau lepas berapa?" pungkasnya.
"Target akuisisi kuartal I/2016, ya bisa Januari, sekitar segitu, kita harap Januari," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jepara, Jawa Tengah, belum lama ini.
Dia menerangkan, kendala proses akuisisi Artajasa, yakni masih harus ada evaluasi dahulu berapa persen saham yang akan dilepas kepada konsorsium bank pelat merah.
"Kendala akuisisi kan harus due dilligence dulu. Evaluasi berapa, kita nanya ke sana, mereka mau lepas berapa, kita mau berapa. Bukan susah akuisisi tapi belum ketemu, susah sih enggak," katanya.
Persentase pelepasan saham itu, Asmawi menjelaskan, masih belum tuntas karena masih menghitung angka valuasi yang ada melalui konsultan yang ditunjuk oleh Bank Mandiri.
"Belum berubah persentase, belum tuntas, gunakan konsultan independen. Kita kelola, bukan terkait hanya teknis tapi finansial, valuasi harga saham, siapa yang mau jual, siapa yang mau terdilusi," jelas dia.
Semua negosiasi itu diserahkan kepada pihak konsultan tersebut dan hasilnya akan diberitahukan kepada keempat bank BUMN untuk ditindaklanjuti.
"Yang bicara konsultan dulu, kita belum bicara dengan Artajasa. Konsultan lihat ambil berapa porsi, intern juga bicara, apa porsi berempat akan sama atau ada yang mau ambil lebih besar," tuturnya.
Sementara dari Artajasa, Asmawi menjelaskan, pasti memiliki keinginan yang lain. Oleh karena itu, negosiasi masih belum selesai hingga saat ini.
"Di sisi mereka lain lagi, mereka mau lepas berapa. Negosiasi lagi dan itu digunakan konsul supaya kita lihatnya lebih adil seperti apa, di sana juga bisa pakai konsultan," jelas dia.
Adapun Asmawi menginginkan konsorsium bank BUMN dapat membeli saham Artajasa lebih dari 50%. "Kalau kita ingin sebanyak-banyaknya tapi di sana mau lepas berapa?" pungkasnya.
(rna)