Wall Street Jatuh Setelah Sepekan Menguat

Selasa, 24 November 2015 - 07:31 WIB
Wall Street Jatuh Setelah...
Wall Street Jatuh Setelah Sepekan Menguat
A A A
NEW YORK - Indeks saham di Wall Street ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan kemarin setelah pekan lalu mendapatkan keuntungan cukup kuat, sementara kesepakatan sektor kesehatan gagal mengesankan investor.

Pengumuman Pfizer yang diharapkan menjadi terbesar yang pernah menangani kesehatan mendorong sahamnya turun 2,6% membuatnya menjadi salah satu yang terbesar menyeret indeks S&P.

Sementara, saham Allergan ditutup berkurang 3,4% lebih rendah setelah adanya pengumuman kesepakatan sebesar USD160 miliar.

"Hari ini adalah hari yang membosankan kecuali Anda terlibat dalam Pfizer atau Allergan. Itu semacam tanpa tujuan," kata Brian Fenske, kepala perdagangan penjualan di ITG di New York seperti dikutip dari Reuters, Senin (24/11/2015).

"Tidak ada yang panik ketika pasar akan lebih rendah. Itu tidak benar-benar pada volume yang berat," imbuh dia

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 31,13 poin, atau 0,17% di 17.792,68, indeks S&P 500 kehilangan 2,58 poin atau 0,12% menjadi 2.086,59 dan Nasdaq Composite turun 2,44 poin atau 0,05% ke 5.102,48.

Beberapa hari menjelang libur Thanksgiving AS, ketika pasar ditutup dan pedagang mengambil cuti, sekitar 6,18 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata 7,2 miliar untuk 20 sesi, menurut data Reuters.

Stephen Massocca, Chief Investment Officer Wedbush Manajemen Ekuitas LLC di San Francisco mengatakan, setelah sepekan ketika S&P 500 telah mencapai kinerja terbaik tahun ini, investor cukup terkesan oleh data ekonomi kemarin dan beberapa khawatir bahwa pertumbuhan ekonomi mungkin lebih lambat dari yang diharapkan.

"Kami memiliki rally yang sangat besar pekan lalu dan itu tidak mengejutkan untuk melihat pasar yang benar setelah itu," kata Massocca.

Sementara sektor energi naik 0,7%, karena harga minyak mentah yang stabil setelah Arab Saudi setuju untuk bekerja sama dengan produsen minyak lain untuk menstabilkan harga. Namun, para pedagang khawatir tentang pasokan global yang melimpah dan tanda-tanda meningkatnya stok.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6802 seconds (0.1#10.140)