Rencana Medco Akuisisi Newmont Belum Dibahas
A
A
A
JAKARTA - Newmont Mining Corporation mengaku belum melakukan pembahasan terkait rencana PT Medco Energi Internasional Tbk akan mengakuisisi 76% saham PT Newmont Nusa Tenggara di Lapangan Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Hingga saat ini belum ada pembahasan terkait pembelian aset Newmont yang memenuhi kriteria,” ujar Group Executives Newmont Mining Corporation, Omar Jabara di Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Menurutnya, dari waktu ke waktu pihaknya telah menerima proposal penawaran saham dari perusahaan lain untuk membeli aset Newmont Nusa Tenggara. Meski begitu sampai sekarang Newmont Nusa Tenggara belum ada ketertarikan dan masih mempertimbangkan atas proposal-proposal yang masuk. “Newmont dapat mempertimbangkan setiap proposal-proposal tersebut,” jelas Omar.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirus) Budi Santoso menilai positif rencana pembelian saham Newmont Nusa Tenggara Barat oleh Medco Energi International. Hal itu sebagai wujud keseriusan pemerintah mendorong divestasi perusahaan tambang.
“Pemerintah harus mendorong keinginan Medco membeli saham Newmont Nusa Tenggara. Kita dorong diversifikasi Medco dari migas ke tambang,” katanya.
Menurut Budi, tidak ada alasan pemerintah tidak memberikan persetujuan kepada Medco Energi International mengakusisi perusahaan yang berinduk di Amerika Serikat tersebut. Pasalnya entitas nasional bisa membeli saham asing harus didorong karena di dalam kontrak karya peralihan saham harus mendapat izin dari pemerintah.
“Setiap peralihan saham untuk kepentingan entitas nasional harus didorong. Tidak ada alasan pemerintah tidak menyetujui. Harus ada persetujuan karena rencana ini positif,” tandas Budi.
Sebagai informasi, saham perusahaan saat ini dikuasai Nusa Tenggara Partnership BV sebanyak 56%, PT Multi Daerah Bersaing (24%), PT Pukuafu Indah (17,8%), dan PT Indonesia Masbaga Investama (2,2%). Sementara, operator tambang emas dan tembaga itu saat ini adalah Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation yang tergabung dalam Nusa Tenggara Partnership BV.
“Hingga saat ini belum ada pembahasan terkait pembelian aset Newmont yang memenuhi kriteria,” ujar Group Executives Newmont Mining Corporation, Omar Jabara di Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Menurutnya, dari waktu ke waktu pihaknya telah menerima proposal penawaran saham dari perusahaan lain untuk membeli aset Newmont Nusa Tenggara. Meski begitu sampai sekarang Newmont Nusa Tenggara belum ada ketertarikan dan masih mempertimbangkan atas proposal-proposal yang masuk. “Newmont dapat mempertimbangkan setiap proposal-proposal tersebut,” jelas Omar.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirus) Budi Santoso menilai positif rencana pembelian saham Newmont Nusa Tenggara Barat oleh Medco Energi International. Hal itu sebagai wujud keseriusan pemerintah mendorong divestasi perusahaan tambang.
“Pemerintah harus mendorong keinginan Medco membeli saham Newmont Nusa Tenggara. Kita dorong diversifikasi Medco dari migas ke tambang,” katanya.
Menurut Budi, tidak ada alasan pemerintah tidak memberikan persetujuan kepada Medco Energi International mengakusisi perusahaan yang berinduk di Amerika Serikat tersebut. Pasalnya entitas nasional bisa membeli saham asing harus didorong karena di dalam kontrak karya peralihan saham harus mendapat izin dari pemerintah.
“Setiap peralihan saham untuk kepentingan entitas nasional harus didorong. Tidak ada alasan pemerintah tidak menyetujui. Harus ada persetujuan karena rencana ini positif,” tandas Budi.
Sebagai informasi, saham perusahaan saat ini dikuasai Nusa Tenggara Partnership BV sebanyak 56%, PT Multi Daerah Bersaing (24%), PT Pukuafu Indah (17,8%), dan PT Indonesia Masbaga Investama (2,2%). Sementara, operator tambang emas dan tembaga itu saat ini adalah Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation yang tergabung dalam Nusa Tenggara Partnership BV.
(dmd)