Ini Perkiraan Penerimaan Pajak 2015 versi BKF
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suahasil Nazara mengungkapkan, outlook penerimaan pajak tahun ini diperkirakan tembus 85-86%, meskipun Sigit Priadi Pramudito (mantan Dirjen Pajak) menyebutkan hanya mampu mencapai 80-82%.
Adapun pemerintah telah mencanangkan target pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp1.294,6 triliun.
"Ya beda 1-2% sama Pak Sigit enggak apa-apa lah. Kan memang kondisinya sekarang sedang melambat," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12/2015)
Suahasil menuturkan, kondisi penerimaan pajak tahun ini memang lambat imbas dari ekonomi global. Selain itu, ada beberapa poin yang krusial mempengaruhi penerimaan pajak. (Baca: Dirjen Pajak Sigit Pramudito Mengundurkan Diri)
"Pertumbuhan ekonomi, kalau tahun lalu kan 5%. Tahun ini katakan 4,8%, masih tumbuh, cuma lebih rendah. Pertumbuhan ekonomi bagaimanapun juga fungsi dari transaksi, dan jumlah dari transaksi pasti mengecil, itu PPN lah kena imbasnya. Kemudian harga komoditas dunia juga mempengaruhi," kata Suahasil. (Baca: Ini Isi Pesan Singkat Sigit Pramudito Mengundurkan Diri)
Selain itu, reformasi dalam administrasi perpajakan masih harus digenjot. Misalnya, lanjut Suahasil, dengan ekstensifikasi masih harus diperbaiki.
"Jadi PR-nya berlanjut terus ini ya. Karena banyak kelompok masyarakat kita yang belum membayar pajak dengan benar. Bahkan, ada yang belum masuk sistem pajak, yang sudah masuk, tapi belum bayar pajak dengan benar, juga ada," terangnya.
Kemudian soal policy, kebijakan untuk Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pasti akan berimbas ke konsumsi masyarakat. Bahkan, menghilangkan PPNBM juga berimbas ke sana. (Baca: Target Ketinggian, Shortfall Pajak Tak Terhindarkan)
"Memang dengan negara yang besar, efeknya kecil sekali. Tapi, yang penting adalah reformasi pajaknya. Ini berlanjut terus. Terlepas dari performa hasil pengumpulan pajak tahun ini. Reformasi kan enggak akan selesai setahun. Tapi ada penetapan target pajak 2015," pungkasnya.
Adapun pemerintah telah mencanangkan target pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp1.294,6 triliun.
"Ya beda 1-2% sama Pak Sigit enggak apa-apa lah. Kan memang kondisinya sekarang sedang melambat," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12/2015)
Suahasil menuturkan, kondisi penerimaan pajak tahun ini memang lambat imbas dari ekonomi global. Selain itu, ada beberapa poin yang krusial mempengaruhi penerimaan pajak. (Baca: Dirjen Pajak Sigit Pramudito Mengundurkan Diri)
"Pertumbuhan ekonomi, kalau tahun lalu kan 5%. Tahun ini katakan 4,8%, masih tumbuh, cuma lebih rendah. Pertumbuhan ekonomi bagaimanapun juga fungsi dari transaksi, dan jumlah dari transaksi pasti mengecil, itu PPN lah kena imbasnya. Kemudian harga komoditas dunia juga mempengaruhi," kata Suahasil. (Baca: Ini Isi Pesan Singkat Sigit Pramudito Mengundurkan Diri)
Selain itu, reformasi dalam administrasi perpajakan masih harus digenjot. Misalnya, lanjut Suahasil, dengan ekstensifikasi masih harus diperbaiki.
"Jadi PR-nya berlanjut terus ini ya. Karena banyak kelompok masyarakat kita yang belum membayar pajak dengan benar. Bahkan, ada yang belum masuk sistem pajak, yang sudah masuk, tapi belum bayar pajak dengan benar, juga ada," terangnya.
Kemudian soal policy, kebijakan untuk Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pasti akan berimbas ke konsumsi masyarakat. Bahkan, menghilangkan PPNBM juga berimbas ke sana. (Baca: Target Ketinggian, Shortfall Pajak Tak Terhindarkan)
"Memang dengan negara yang besar, efeknya kecil sekali. Tapi, yang penting adalah reformasi pajaknya. Ini berlanjut terus. Terlepas dari performa hasil pengumpulan pajak tahun ini. Reformasi kan enggak akan selesai setahun. Tapi ada penetapan target pajak 2015," pungkasnya.
(dmd)