Yuan Devaluasi, Rupiah Tepar di Atas Rp14.000/USD

Jum'at, 11 Desember 2015 - 17:12 WIB
Yuan Devaluasi, Rupiah...
Yuan Devaluasi, Rupiah Tepar di Atas Rp14.000/USD
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini ditutup semakin terpuruk hingga di atas Rp14.000/USD, di tengah menguatnya USD terhadap yuan.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah akhirnya menembus Rp14.077/USD, dengan kisaran harian Rp13.875-Rp14.077/USD. Posisi tersebut melemah 253 poin dibanding posisi kemarin di level Rp13.824/USD.

Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.070/USD. Posisi itu semakin melemah 149 poin dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp13.921/USD.

Sementara, rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.992/USD. Posisi itu melemah 39 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.953/USD.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.937/USD. Posisi ini naik tipis 17 poin dari penutupan sebelumnya di lebel Rp13.954/USD

Seperti dikutip dari Reuters, mata uang China, yuan turun setengah persen lagi terhadap dolar Amerika Serikat (USD) setelah pihak berwenang mengatur titik tengah untuk dokontrol lebih ketat atas nila mata uang pada titik terendah dalam lebih dari empat tahun.

Sementara, nilai mata uang utama, euro menyentuh level lebih tinggi terhadap USD, setelah kembali naik di atas i,10 pada awal pekan ini. Sementara, euro dan USD menguat atas yen.

Yuan tergelincir hingga 2% hanya dalam waktu sepekan, lebih besar dibanding rentang normal oleh Bank Rakyat China.

"Setelah devaluasi pada Agustus, hal ini akan menjadi jalan panjang dan terbukti," kata Neil Mellor, ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellon di London.

"Ini tidak akan mengejutkan saya jika mereka terus membiarkannya jatuh. China memiliki masalah struktural yang sangat besar. Devaluasi ini terjadi karena jelas diperlukan jika mereka ingin memenuhi target pertumbuhan mereka," tambah dia.

Di sisi lain, Greenback mungkin telah menderita kerugian besar terhadap euro pekan ini, namun perbedaan ini tampaknya tak terelakkan di AS dan kebijakan moneter Eropa diperkirakan akan terus mendorong USD dalam jangka panjang.

(Baca: USD Stabil, Rupiah Dibuka Semakin Jeblok
)
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9244 seconds (0.1#10.140)