Dari Lima Negara di ASEAN, Indonesia yang Defisit
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan di antara lima negara besar di ASEAN, yakni Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura dan Indonesia, Bumi Khatulistiwa merupakan satu-satunya negara yang mengalami defisit.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, pada 2015 ada perbaikan defisit yang membaik ke arah 2%. Namun, tetap masih terjadi defisit dibanding empat negara ASEAN lainnya.
"Transaksi berjalan ketika kita ikuti sejak 2011 impor lebih besar dibanding ekspor. Akibatnya, terjadi defisit sejak 2012 sampai sekarang. Pada 2015, defisit membaik ke arah 2%, tapi masih defisit. Nah, di antara lima negara ASEAN kita satu-satunya yang defisit," ujar Agus di Jakarta, Senin (14/12/2015)
Dia mengatakan, jika ekspor lebih besar daripada impor namun rupiah belum tentu akan menguat bila kebutuhan valas lebih besar dibandingkan persediaan. (Baca: Kemenkeu Amankan Defisit Anggaran 2,5% di 2015)
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi (PE) Indonesia regional masih baik. Di Jawa sebesar 5,3% pada triwulan III 2015. Kalimantan tadinya 1,6% menjadi 1,4% pada triwulan III.
"Memang agak berat sekali di Kalimantan. Karena sumber daya alam (SDA) harganya turun. Di Sumatera sedikit ada perbaikan walau 3% dan menunjukkan angka rendah. Di kawasan timur Indonesia sebesar 7,75%. Ini terbantu karena di awal 2014 pernah ada penghentian ekspor mineral maka begitu triwulan berikutnya ketika diizinkan ekspor mineral kelihatan kalau PE-nya tinggi," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi Minta Para Menteri Tak Boros Kelola Anggaran
Menkeu: Defisit Anggaran Tahun Depan Rp273 Triliun
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, pada 2015 ada perbaikan defisit yang membaik ke arah 2%. Namun, tetap masih terjadi defisit dibanding empat negara ASEAN lainnya.
"Transaksi berjalan ketika kita ikuti sejak 2011 impor lebih besar dibanding ekspor. Akibatnya, terjadi defisit sejak 2012 sampai sekarang. Pada 2015, defisit membaik ke arah 2%, tapi masih defisit. Nah, di antara lima negara ASEAN kita satu-satunya yang defisit," ujar Agus di Jakarta, Senin (14/12/2015)
Dia mengatakan, jika ekspor lebih besar daripada impor namun rupiah belum tentu akan menguat bila kebutuhan valas lebih besar dibandingkan persediaan. (Baca: Kemenkeu Amankan Defisit Anggaran 2,5% di 2015)
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi (PE) Indonesia regional masih baik. Di Jawa sebesar 5,3% pada triwulan III 2015. Kalimantan tadinya 1,6% menjadi 1,4% pada triwulan III.
"Memang agak berat sekali di Kalimantan. Karena sumber daya alam (SDA) harganya turun. Di Sumatera sedikit ada perbaikan walau 3% dan menunjukkan angka rendah. Di kawasan timur Indonesia sebesar 7,75%. Ini terbantu karena di awal 2014 pernah ada penghentian ekspor mineral maka begitu triwulan berikutnya ketika diizinkan ekspor mineral kelihatan kalau PE-nya tinggi," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi Minta Para Menteri Tak Boros Kelola Anggaran
Menkeu: Defisit Anggaran Tahun Depan Rp273 Triliun
(dmd)