Jateng Jadi Primadona Pengembangan Industri Manufaktur
A
A
A
SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memiliki potensi sangat besar untuk terus mengembangkan industri manufaktur padat karya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariadi Soekamdani mengatakan, Jateng memiliki iklim kerja sangat positif dan masih memiliki lahan cukup luas untuk mengembangkan kawasan industri.
"Selain itu, Jateng saat ini juga memiliki infrastruktur yang baik dan produktivitas pekerja di Jateng juga cukup tinggi," katanya disela-sela Musyawarah Provinsi Apindo Jateng di Semarang, Selasa (15/12/2015).
Menurutnya, di Jateng sangat cocok untuk industri padat karya yang mampu menyerap banyak pekerja. Dia mengaku, selama ini daerah-daerah di Jateng belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Contohnya kawasan industri di Cilacap, ini belum begitu maksimal dan beberapa daerah lain. Dan ini menjadi peluang, untuk terus mengembangkan industri pada karya," ujar dia.
Selain cocok untuk industri padat karya, Jateng juga cocok untuk industri pada modal, mengingat saat ini infrastruktur Jateng cukup memadai, jalan-jalan sudah mulai dilakukan perbaikan. Jateng juga memiliki Pelabuhan, yang menjadi nilai tambah tersendiri.
"Saya dengar untuk tenaga listrik juga akan dibangun pembangkit baru sehingga akan sangat mendukung," imbuhnya.
Hanya saja, di Jateng masih kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja terampil, khususnya untuk industri padat karya, salah satunya industri garmen.
"Pada kondisi saat ini, untuk mencari tenaga kerja terampil sesuai bidangnya kita mengalami kendala. Banyak perusahaan padat karya khusunya di garmen yang masuk ke Jateng, kesulitan mendapatkan tenaga kerja," jelasnya.
Dengan demikian, menjadi peluang bagi masyarakat khusunya Jateng untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja terampil, muda, untuk bidang yang sifatnya membutuhkan keterampilan khusus seperti garmen.
Asisten II bidang perekonomian Provinsi Jateng Djoko Sutrisno mengatakan, Provinsi Jateng akan menjaga iklim investasi yang ada dan akan terus berusaha untuk menarik investas ke Jateng dan mendorong peningkatan pekerja dengan lebih baik.
Tantangan Masyarkat Ekonomi Asean (MEA) yang sebentar lagi dimulai menuntut pengusaha semakin cerdas mengembangkan bisnis dan pekerja makin kreatif dan terampil sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas, berkuantitas dan kontinue.
"Kami percaya Apindo makin baik dalam inovasi untuk mengembangkan usahanya," ujar dia.
Pemerintah berharap, Apindo memberikan kontribusi untuk kemajuan Jateng melalui pengembangan sektor industri. "Kami berharap Apindo Jateng terus menjaga jalinan kemitraan dengan asosiasi pekerja dan pemerintah, untuk menciptakan iklim yang positif untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jateng," tandasnya.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan, Apindo Jateng akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperluas usaha di Jateng. Selain itu, Apindo juga akan mengundang investor-investor di luar Jateng untuk datang. Perluasan lapangan kerja untuk masyarakat ini menjadi salah satu program utama.
"Kedudukan Jateng sangat stragis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan Industri dengan tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang relatif baik. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki perhatian terhadap pertumbuhan dunia usaha," jelas Frans.
Apindo Jateng menargetkan mampu memberikan kontribusi 10%-15 % dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan dua juta lapangan kerja di Indonesia pada 2016.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariadi Soekamdani mengatakan, Jateng memiliki iklim kerja sangat positif dan masih memiliki lahan cukup luas untuk mengembangkan kawasan industri.
"Selain itu, Jateng saat ini juga memiliki infrastruktur yang baik dan produktivitas pekerja di Jateng juga cukup tinggi," katanya disela-sela Musyawarah Provinsi Apindo Jateng di Semarang, Selasa (15/12/2015).
Menurutnya, di Jateng sangat cocok untuk industri padat karya yang mampu menyerap banyak pekerja. Dia mengaku, selama ini daerah-daerah di Jateng belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Contohnya kawasan industri di Cilacap, ini belum begitu maksimal dan beberapa daerah lain. Dan ini menjadi peluang, untuk terus mengembangkan industri pada karya," ujar dia.
Selain cocok untuk industri padat karya, Jateng juga cocok untuk industri pada modal, mengingat saat ini infrastruktur Jateng cukup memadai, jalan-jalan sudah mulai dilakukan perbaikan. Jateng juga memiliki Pelabuhan, yang menjadi nilai tambah tersendiri.
"Saya dengar untuk tenaga listrik juga akan dibangun pembangkit baru sehingga akan sangat mendukung," imbuhnya.
Hanya saja, di Jateng masih kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja terampil, khususnya untuk industri padat karya, salah satunya industri garmen.
"Pada kondisi saat ini, untuk mencari tenaga kerja terampil sesuai bidangnya kita mengalami kendala. Banyak perusahaan padat karya khusunya di garmen yang masuk ke Jateng, kesulitan mendapatkan tenaga kerja," jelasnya.
Dengan demikian, menjadi peluang bagi masyarakat khusunya Jateng untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja terampil, muda, untuk bidang yang sifatnya membutuhkan keterampilan khusus seperti garmen.
Asisten II bidang perekonomian Provinsi Jateng Djoko Sutrisno mengatakan, Provinsi Jateng akan menjaga iklim investasi yang ada dan akan terus berusaha untuk menarik investas ke Jateng dan mendorong peningkatan pekerja dengan lebih baik.
Tantangan Masyarkat Ekonomi Asean (MEA) yang sebentar lagi dimulai menuntut pengusaha semakin cerdas mengembangkan bisnis dan pekerja makin kreatif dan terampil sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas, berkuantitas dan kontinue.
"Kami percaya Apindo makin baik dalam inovasi untuk mengembangkan usahanya," ujar dia.
Pemerintah berharap, Apindo memberikan kontribusi untuk kemajuan Jateng melalui pengembangan sektor industri. "Kami berharap Apindo Jateng terus menjaga jalinan kemitraan dengan asosiasi pekerja dan pemerintah, untuk menciptakan iklim yang positif untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jateng," tandasnya.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan, Apindo Jateng akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperluas usaha di Jateng. Selain itu, Apindo juga akan mengundang investor-investor di luar Jateng untuk datang. Perluasan lapangan kerja untuk masyarakat ini menjadi salah satu program utama.
"Kedudukan Jateng sangat stragis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan Industri dengan tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang relatif baik. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki perhatian terhadap pertumbuhan dunia usaha," jelas Frans.
Apindo Jateng menargetkan mampu memberikan kontribusi 10%-15 % dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan dua juta lapangan kerja di Indonesia pada 2016.
(izz)