Ini Pertimbangan Pemerintah Sebelum Turunkan Harga BBM

Rabu, 23 Desember 2015 - 19:17 WIB
Ini Pertimbangan Pemerintah Sebelum Turunkan Harga BBM
Ini Pertimbangan Pemerintah Sebelum Turunkan Harga BBM
A A A
JAKARTA - Pemerintah akhirnya secara resmi mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar masing-masing menjadi Rp7.150 dan Rp5.950 per liter. Hal ini menjadi kado Natal dan Tahun Baru dari pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kepada masyarakat Indonesia.

(Baca Juga: Harga Premium Resmi Turun Jadi Rp7.150/Liter, Solar Rp5.950)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pihaknya memiliki beberapa pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan untuk menurunkan harga premium dan solar. Untuk diketahui, komponen pembentuk BBM terdiri dari tiga unsur yaitu harga minyak dunia dan Indonesia Crude Price (ICP).

Seperti diketahui harga minyak dunia terus merosot hingga tercatat hari ini berada pada posisi USD36,11 per barel, setelah sebelumnya sempat turun hingga USD35,98. Selain harga minyak dunia, kurs nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus menguat meski masih betah di atas level Rp13.600/USD juga jadi unsur pertimbangan.

Poin terakhir adalah efisiensi mata rantai pasokan yang dikelola Pertamina. Dia mengatakan, tahun ini pemerintah dan masyarakat telah menyaksikan berbagai kebijakan yang memberikan efisiensi mata rantai pasokan.

Mulai dari pembubaran anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral), pengaktifan Integrated Supply Chained (ISC) Pertamina, hingga pengambilalihan Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

"Begitupun dengan selesainya modernisasi kilang Cilacap tahap 1. Sehingga impor kita turun dan berdampak pada stabilitas kurs," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Selain itu, dalam tiga bulan terakhir harga ICP turun 18-20% dan sejalan dengan penurunan Mean Oil Platts Singapore (MOPS) solar sebesar 18%. Sementara untuk MOPS premium terdapat anomali sehingga turun 8%. "Jadi memang solar turun lebih signifikan dibanding premium," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9559 seconds (0.1#10.140)