Kiat Menghadapi Krisis Harga Minyak Dunia

Rabu, 06 Januari 2016 - 07:01 WIB
Kiat Menghadapi Krisis...
Kiat Menghadapi Krisis Harga Minyak Dunia
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah di pasar global masih dalam kondisi terpuruk. Walau mulai naik akibat dampak dari konflik antara Arab Saudi dan Iran, namun harga masih berada di level USD30 per barel. Bahkan, kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyiapkan sejumlah langkah guna menghadapi krisis harga minyak dunia. Lantas, apa saja kiat-kiat Amien Sunaryadi Cs untuk menghadapi krisis minyak dunia tersebut?

Dia mengungkapkan, langkah pertama, pihaknya akan ‎melakukan efisiensi penggunaan belanja modal (capital expenditure/capex) dan penggunaan belanja operasional (operational expenditure/opex). Yaitu, dengan mengoptimasi pemboran, meningkatkan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur, serta negosiasi harga dengan penyediaan barang dan jasa. (Baca: Minyak Dunia Runtuh, Investasi hingga Eksplorasi Migas Ikut Jatuh)

"‎Ada beberapa pemikiran kami dalam hadapi krisis harga minyak. Yaitu, perlu dilakukan efisiensi penggunaan capex dan opex. Optimasi pemboran, review ulang kegiatan proyek yang keekonomiannya terpengaruh harga minyak," ujarnya di Wisma Mulia, Jakarta, Selasa (5/1/2016).

‎Langkah kedua, lanjut Amien, mempertahankan kegiatan eksplorasi yang saat ini masih berlangsung. Untuk diketahui, posisi wilayah kerja (WK) baik konvensional maupun non-konvensional mencapai 314 WK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 84 WK berada pada posisi produksi dan eksploitasi, serta 230 WK lainnya dalam tahap eksplorasi. (Baca: Kendala Pertamina Beli Minyak Chevron dan Exxon)

"Beberapa investor melihat harga service saat ini akan turun. Jadi sebagian dari mereka berpikir bahwa saat ini adalah saatnya lakukan eksplorasi. Sehingga saat harga membaik yang ditemukan sudah masuk produksi," tuturnya.‎

Langkah ketiga, kata Amien, meningkatkan kondusivitas investasi melalui simplifikasi proses bisnis dan perizinan, serta memberikan masukan kepada pemerintah mengenai kebijakan fiskal agar menarik bagi investor. "SKK Migas melihat dan membuat kebijakan yang membuat kapasitas nasional tentunya keberpihakan pada kapasitas nasional sangat perlu," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0912 seconds (0.1#10.140)