USD Kalah Lawan Yen, Rupiah Ditutup Terperosok
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sore hari ini ditutup terperosok di zona merah, di tengah menguatnya yen terhadap USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.890/USD, dengan kisaran harian Rp13.810-Rp13.925/USD. Posisi tersebut memburu 50 poin dibanding posisi kemarin di level Rp13.840/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.915/USD. Posisi itu melempem 40 poin dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.875/USD.
Sementara, rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.909/USD. Posisi itu melemah 48 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.861/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.835/USD. Posisi ini lebih baik dari penutupan kemarin di level Rp13.935/USD.
Seperti dikutip dari Reuters, investor lebih memilih yen daripada memainkan yuan yang lebih berisiko tinggi, termasuk dolar Australia dan Selandia Baru, dan menilai bahwa stabilitas yuan bukan akhir dari depresiasi yang telah memukul pasar global.
USD terhadap yen tergelincir 0,3% menjadi 117,47, setelah kemarin jauh melemah pada posisi 116,70 atau terlemah sejak 24 Agustus. Sementara, euro terhadap USD naik 0,2% menjadi USD1,0876.
Kepala Riset Omni Macro Fund yang berbasis di London Chris Morrison telah bertaruh terhadap yuan sejak awal 2014. "Minat dalam perdagangan ini baru saja meningkat secara eksponensial. Saya telah menerima 50 email per hari pada RMB (yuan) pekan lalu," katanya.
"Kami melihat bahwa sebagai alasan jangka pendek untuk mengurangi posisi kami. Akan ada konsolidasi, tapi kami tetap berkomitmen," imbuhnya.
Beberapa bank telah memangkas proyeksi mereka untuk yuan menjadi sekitar 7 per dolar pada akhir tahun ini, dibandingkan pada posisi hari ini di level 6,58 per USD.
Penurunan harga minyak mendekati USD30 per barel juga membuat dolar Kanada terhadap USD ke level terendah.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.890/USD, dengan kisaran harian Rp13.810-Rp13.925/USD. Posisi tersebut memburu 50 poin dibanding posisi kemarin di level Rp13.840/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.915/USD. Posisi itu melempem 40 poin dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.875/USD.
Sementara, rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.909/USD. Posisi itu melemah 48 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.861/USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.835/USD. Posisi ini lebih baik dari penutupan kemarin di level Rp13.935/USD.
Seperti dikutip dari Reuters, investor lebih memilih yen daripada memainkan yuan yang lebih berisiko tinggi, termasuk dolar Australia dan Selandia Baru, dan menilai bahwa stabilitas yuan bukan akhir dari depresiasi yang telah memukul pasar global.
USD terhadap yen tergelincir 0,3% menjadi 117,47, setelah kemarin jauh melemah pada posisi 116,70 atau terlemah sejak 24 Agustus. Sementara, euro terhadap USD naik 0,2% menjadi USD1,0876.
Kepala Riset Omni Macro Fund yang berbasis di London Chris Morrison telah bertaruh terhadap yuan sejak awal 2014. "Minat dalam perdagangan ini baru saja meningkat secara eksponensial. Saya telah menerima 50 email per hari pada RMB (yuan) pekan lalu," katanya.
"Kami melihat bahwa sebagai alasan jangka pendek untuk mengurangi posisi kami. Akan ada konsolidasi, tapi kami tetap berkomitmen," imbuhnya.
Beberapa bank telah memangkas proyeksi mereka untuk yuan menjadi sekitar 7 per dolar pada akhir tahun ini, dibandingkan pada posisi hari ini di level 6,58 per USD.
Penurunan harga minyak mendekati USD30 per barel juga membuat dolar Kanada terhadap USD ke level terendah.
(izz)