Darmin Beberkan Pokok Bahasan di Rapat Dewan Gubernur BI
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution hari ini perdana mengikuti rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) mewakili pemerintah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah diikutsertakan dalam pertemuan dewan gubernur BI yang membahas mengenai tingkat suku bunga acuan (BI rate) tersebut.
Usai mengikuti rapat tersebut, Dia menceritakan bahwa dalam rapat dewan gubernur BI selalu ada tiga kelompok yang memaparkan presentasi, yakni mengenai moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran. Darmin pun sejatinya pernah mengikuti rapat serupa, sewaktu dirinya menjadi Gubernur BI.
"Itu tadi dibuat presentasi dan gambaran menurut BI. Situasi moneternya relatif agak longgar, likuiditas juga tak tertekan," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
(Baca Juga: Ikut Rapat, Pemerintah Janji Tak Ikut Tentukan BI Rate)
Selain itu, pemerintah dan BI juga mendiskusikan sejumlah proyek dan investasi di bidang infrastruktur yang saat ini telah mulai ditenderkan. Dia juga menerangkan selain itu didiskusikan pula mengenai likuiditas perbankan dan inflasi.
"Tak mungkin semua dilaksanakan (proyek infrastruktur), tapi kan kontraknya sudah banyak yang ditandatangani, anggaran paling awal yang mulai ditenderkan akan membutuhkan likuiditas lebih besar. Sehingga tentu BI akan buat kalkulasi seperti apa," tandasnya.
Usai mengikuti rapat tersebut, Dia menceritakan bahwa dalam rapat dewan gubernur BI selalu ada tiga kelompok yang memaparkan presentasi, yakni mengenai moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran. Darmin pun sejatinya pernah mengikuti rapat serupa, sewaktu dirinya menjadi Gubernur BI.
"Itu tadi dibuat presentasi dan gambaran menurut BI. Situasi moneternya relatif agak longgar, likuiditas juga tak tertekan," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
(Baca Juga: Ikut Rapat, Pemerintah Janji Tak Ikut Tentukan BI Rate)
Selain itu, pemerintah dan BI juga mendiskusikan sejumlah proyek dan investasi di bidang infrastruktur yang saat ini telah mulai ditenderkan. Dia juga menerangkan selain itu didiskusikan pula mengenai likuiditas perbankan dan inflasi.
"Tak mungkin semua dilaksanakan (proyek infrastruktur), tapi kan kontraknya sudah banyak yang ditandatangani, anggaran paling awal yang mulai ditenderkan akan membutuhkan likuiditas lebih besar. Sehingga tentu BI akan buat kalkulasi seperti apa," tandasnya.
(akr)