Kemenhub Pertanyakan Pembangunan Sisi Darat Bandara Kertajati
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta kejelasan pembangunan sisi darat (terminal) Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, yang ditargetkan selesai pada akhir Juni 2016. Hal ini mendesak mengingat target bandara tersebut harus bisa beroperasi pada 2019.
Direktur Kebandarudaraan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan, Bandara Kertajati disiapkan sebagai pengganti Bandara Husain Sastranegara. "Namun, belum ada kejelasan mengenai pembangunan sisi darat terminal yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran pembangunan sejak 2013 sampai tahun ini (2016)," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Dia menjelaskan, Bandara Kertajati merupakan bandara yang didesain mampu menampung jumlah penumpang sebanyak 5,6 juta, lebih besar hampir dua kali lipat dibanding Bandara Husain Sastranegara yang hanya mampu menampung 3,2 juta penumpang.
Di sisi lain, Bandara Kertajati yang ditargetkan bisa selesai pada 2019, dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.
"Tenaga kerja yang terserap bisa banyak, terutama di daerah yang ada di sekitarnya. Adapun dari sisi penumpang, bisa memindahkan masyarakat Cirebon yang selama ini menuju bandara di Jakarta," ungkapnya.
Bandara tersebut, telah didukung fasilitas jalan Tol Trans Jawa, sehingga memudahkan pergerakan penumpang ke kota dan daerah sekitar. Pemerintah pusat telah menganggarkan pembangunan landasan sejak 2013 sebesar Rp90 miliar. "Kemudian di 2014 ada alokasi Rp71 miliar, 2015 Rp206 miliar dan tahun ini juga dianggarkan Rp250 miliar," bebernya.
Itu berarti, lanjut dia, pemenuhan Bandara Kertajati sudah sangat mendesak mengingat daya tampung Bandara yang ada di Kota Bandung lebih kecil dibanding Bandara Kertajati. "Kita harapkan, bandara ini bisa selesai dan beroperasi pada 2019. Yang kita tunggu saat ini penyelesaian pembangunan dari sisi darat dari Pemprov setempat," ujarnya.
Kementerian Perhubungan sendiri, saat ini siap mengambil alih bandara tersebut dengan menyiapkan anggaran pembangunan sebesar Rp800 miliar.
Direktur Kebandarudaraan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan, Bandara Kertajati disiapkan sebagai pengganti Bandara Husain Sastranegara. "Namun, belum ada kejelasan mengenai pembangunan sisi darat terminal yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran pembangunan sejak 2013 sampai tahun ini (2016)," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Dia menjelaskan, Bandara Kertajati merupakan bandara yang didesain mampu menampung jumlah penumpang sebanyak 5,6 juta, lebih besar hampir dua kali lipat dibanding Bandara Husain Sastranegara yang hanya mampu menampung 3,2 juta penumpang.
Di sisi lain, Bandara Kertajati yang ditargetkan bisa selesai pada 2019, dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.
"Tenaga kerja yang terserap bisa banyak, terutama di daerah yang ada di sekitarnya. Adapun dari sisi penumpang, bisa memindahkan masyarakat Cirebon yang selama ini menuju bandara di Jakarta," ungkapnya.
Bandara tersebut, telah didukung fasilitas jalan Tol Trans Jawa, sehingga memudahkan pergerakan penumpang ke kota dan daerah sekitar. Pemerintah pusat telah menganggarkan pembangunan landasan sejak 2013 sebesar Rp90 miliar. "Kemudian di 2014 ada alokasi Rp71 miliar, 2015 Rp206 miliar dan tahun ini juga dianggarkan Rp250 miliar," bebernya.
Itu berarti, lanjut dia, pemenuhan Bandara Kertajati sudah sangat mendesak mengingat daya tampung Bandara yang ada di Kota Bandung lebih kecil dibanding Bandara Kertajati. "Kita harapkan, bandara ini bisa selesai dan beroperasi pada 2019. Yang kita tunggu saat ini penyelesaian pembangunan dari sisi darat dari Pemprov setempat," ujarnya.
Kementerian Perhubungan sendiri, saat ini siap mengambil alih bandara tersebut dengan menyiapkan anggaran pembangunan sebesar Rp800 miliar.
(dmd)