Lima Tantangan dalam Menjalankan Roadmap BUMN
A
A
A
JAKARTA - Deputi Restrukturisasi Kementerian BUMN Aloysius Kiikro mengatakan, ada lima tantangan besar dalam menjalankan roadmap BUMN 2015-2019 yang bisa menghambat jika tidak diperhatikan.
"Pertama, ketidakmerataan (inequality) masyarakat. Ini dibuktikan dalam 10 tahun menurut data dan Badan Pusat Statistik (BPS), gini rasio kita meningkat dan kesenjangan besar dari 0,37% jadi 0,42%," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Belum lagi, lanjut dia, masalah ketahanan energi dan pangan Indonesia yang masih belum bisa menjadi kemandirian Indonesia karena masih bergantung pada negara lain.
"Kedua, ketahanan energi dan pangan kita, ketergantungan impornya masih luar biasa. Ketiga, infastruktur dan industri dasar, industri dasar 90% BBO dari farmasi masih impor," ujarnya.
Keempat, akses layanan keuangan yang masih belum merata. Hal ini dikarenakan masih banyak penduduk Indonesia yang belum bisa mengakses perbankan terutama yang di daerah.
"Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas, akses lembaga keuangan sangat rendah di kawasan ASEAN. Sedangkan SDM angkatan muda lebih banyak dibanding orangtua dan orang yang lebih muda (anak-anak). Secara produktivitas kita kalah jauh. Edukasi juga ratingnya masih kalah jauh," pungkas Kiikro.
"Pertama, ketidakmerataan (inequality) masyarakat. Ini dibuktikan dalam 10 tahun menurut data dan Badan Pusat Statistik (BPS), gini rasio kita meningkat dan kesenjangan besar dari 0,37% jadi 0,42%," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Belum lagi, lanjut dia, masalah ketahanan energi dan pangan Indonesia yang masih belum bisa menjadi kemandirian Indonesia karena masih bergantung pada negara lain.
"Kedua, ketahanan energi dan pangan kita, ketergantungan impornya masih luar biasa. Ketiga, infastruktur dan industri dasar, industri dasar 90% BBO dari farmasi masih impor," ujarnya.
Keempat, akses layanan keuangan yang masih belum merata. Hal ini dikarenakan masih banyak penduduk Indonesia yang belum bisa mengakses perbankan terutama yang di daerah.
"Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas, akses lembaga keuangan sangat rendah di kawasan ASEAN. Sedangkan SDM angkatan muda lebih banyak dibanding orangtua dan orang yang lebih muda (anak-anak). Secara produktivitas kita kalah jauh. Edukasi juga ratingnya masih kalah jauh," pungkas Kiikro.
(izz)