Ahok: Pemerintah Terlambat Bangun Kereta Cepat
A
A
A
BANDUNG - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok mengatakan kesalahan besar bahwa pemerintah membangun kereta cepat saat ini. Menurutnya pemerintah sangat terlambat dalam mengambil peluang untuk membangun moda transportasi massa yang modern.
Hal tersebut disampaikan Ahok usai melihat-lihat kawasan yang akan dibangun fasilitas kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cikalong Wetan, Jawa Barat hari ini.
"Saya mau bilang, kita ini terlambat. Salah kalau bangun sekarang, harusnya dari dulu. Dulu jalan tol yang dibanyakin. Keretanya api atau kereta cepat nya tidak di bangun-bangun, itu yang salah," jelasnya di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016)
Namun demikian, terlepas dari kekecewaannya tersebut, Dia mengucapkan syukur atas kerjasama proyek business to business antar negara Indonesia dan China ini, karena ini menurutntya merupakan pembuktian suatu bangsa dan negara yang ekonominya ingin maju.
"Kita harus bersyukur kalau ini bisa terlaksana dengan baik. Bagaimanapun seluruh dunia sudah membuktikan kalau mau memajukan ekonomi maka harus menekan biaya logistik ya salah satu caranya adalah dengan kereta ini. Di dunia seperti di Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok mereka membangun kereta api terlebih dahulu," lanjutnya.
(Baca Juga: Tak Hanya Kereta Cepat, Bandung Juga Kebut Proyek LRT)
Dengan adanya proyek ini, Dia juga berharap akan mampu memicu untuk membangun kereta cepat atau kereta api di sepanjang pulau Jawa tanpa terputus.
"Double track sudah. Kalau ini nanti berhasil, mungkin Jakarta-Surabaya KA cepatnya akan ada. Ini akan merubah seluruh perekonomian. Dari Kalimantan Sulawesi, bisa juga nyambung ke Sumatera. Ini menarik karena kereta api ini menjadi salah satu cara memajukan perekonomian yang cepat," pungkasnya.
Hal tersebut disampaikan Ahok usai melihat-lihat kawasan yang akan dibangun fasilitas kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cikalong Wetan, Jawa Barat hari ini.
"Saya mau bilang, kita ini terlambat. Salah kalau bangun sekarang, harusnya dari dulu. Dulu jalan tol yang dibanyakin. Keretanya api atau kereta cepat nya tidak di bangun-bangun, itu yang salah," jelasnya di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016)
Namun demikian, terlepas dari kekecewaannya tersebut, Dia mengucapkan syukur atas kerjasama proyek business to business antar negara Indonesia dan China ini, karena ini menurutntya merupakan pembuktian suatu bangsa dan negara yang ekonominya ingin maju.
"Kita harus bersyukur kalau ini bisa terlaksana dengan baik. Bagaimanapun seluruh dunia sudah membuktikan kalau mau memajukan ekonomi maka harus menekan biaya logistik ya salah satu caranya adalah dengan kereta ini. Di dunia seperti di Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok mereka membangun kereta api terlebih dahulu," lanjutnya.
(Baca Juga: Tak Hanya Kereta Cepat, Bandung Juga Kebut Proyek LRT)
Dengan adanya proyek ini, Dia juga berharap akan mampu memicu untuk membangun kereta cepat atau kereta api di sepanjang pulau Jawa tanpa terputus.
"Double track sudah. Kalau ini nanti berhasil, mungkin Jakarta-Surabaya KA cepatnya akan ada. Ini akan merubah seluruh perekonomian. Dari Kalimantan Sulawesi, bisa juga nyambung ke Sumatera. Ini menarik karena kereta api ini menjadi salah satu cara memajukan perekonomian yang cepat," pungkasnya.
(akr)