Faisal Basri: Seharusnya Suku Bunga BI 6,5%
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai tingkat suku bunga acuan BI seharusnya bisa diturunkan menjadi 6,5%. Sayangnya, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2016 telah menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) hanya sebesar 25 basis poin menjadi 7,25% dari sebelumnya 7,5%.
"Nah suku bunga diturunkan cuma 25 bp dari 7,5% menjadi 7,25%. Harusnya ke arah 6,5%. Karena BI sudah jadi rentenir," katanya dalam acara PLN Outlook 2016 di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Dia juga mengaku bingung dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bunga bank dapat diturunkan menjadi 4%, sementara pasar surat utang (obligasi) pemerintah masih ditawarkan dengan bunga 9%. "Kan malu kita. Kalau nyuruh-nyuruh (bunga bank) turun tapi pemerintah enggak turunkan (bunga obligasi)," imbuhnya.
Menurut ekonom senior Indef ini, penyebab bunga obligasi pemerintah yang masih tinggi karena interest rate atau suku bunga acuan BI yang masih dipatok tinggi. Sebab, BI rate yang tinggi memiliki dampak besar terhadap penjualan obligasi.
"Sehingga sekarang beda suku bunga BI dan inflasi itu tertinggi sepanjang sejarah, 350 bp. Ini kan namanya rentenir kalau ngambil bunga terlalu tinggi. Ini harus kita perjuangkan terus," tandasnya.
"Nah suku bunga diturunkan cuma 25 bp dari 7,5% menjadi 7,25%. Harusnya ke arah 6,5%. Karena BI sudah jadi rentenir," katanya dalam acara PLN Outlook 2016 di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Dia juga mengaku bingung dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bunga bank dapat diturunkan menjadi 4%, sementara pasar surat utang (obligasi) pemerintah masih ditawarkan dengan bunga 9%. "Kan malu kita. Kalau nyuruh-nyuruh (bunga bank) turun tapi pemerintah enggak turunkan (bunga obligasi)," imbuhnya.
Menurut ekonom senior Indef ini, penyebab bunga obligasi pemerintah yang masih tinggi karena interest rate atau suku bunga acuan BI yang masih dipatok tinggi. Sebab, BI rate yang tinggi memiliki dampak besar terhadap penjualan obligasi.
"Sehingga sekarang beda suku bunga BI dan inflasi itu tertinggi sepanjang sejarah, 350 bp. Ini kan namanya rentenir kalau ngambil bunga terlalu tinggi. Ini harus kita perjuangkan terus," tandasnya.
(izz)